Penyebab, Ciri-Ciri Dan Dampak Stunting

Penyebab, Ciri-Ciri Dan Dampak Stunting
Penyebab, Ciri-Ciri Dan Dampak Stunting

Penyebab, Ciri-Ciri Dan Dampak Stunting – Pernah mendengar istilah stunting? Stunting banyak dibicarakan akhir-akhir ini karena menjadi salah satu masalah gizi yang banyak dialami oleh balita.

Kejadian stunting juga nggak sedikit lho, dan menjadi masalah yang belum tuntas, baik di negara kita maupun di tingkat dunia. Stunting ini menjadi masalah gizi yang dapat mempengaruhi kualitas SDM di masa depan sehingga nggak bisa disepelekan.

Pengertian atau Definisi Stunting

Sebenarnya apa itu stunting? Stunting merupakan gangguan pertumbuhan seorang anak akibat kekurangan gizi yang ditandai dengan kondisi tinggi badan seorang anak kurang apabila dibandingkan dengan umur.

Maksudnya, seorang anak yang dikatakan pendek daripada anak-anak seusianya bisa jadi mengalami stunting. Lebih tepatnya, kondisi ini harus diukur secara akurat dengan pengukuran tinggi badan per berat badan yang nantinya apabila dikonversi menggunakan standar deviasi pertumbuhan menghasilkan angka lebih rendah dari minus 2.

Kondisi seorang anak yang mengalami stunting ini akan lebih mudah terdeteksi sejak dini apabila anak, terutama yang masih berusia di bawah 2 tahun rajin untuk melakukan pemeriksaan pertumbuhan di posyandu.

Maka, di sini peran seorang ibu akan sangat penting untuk membawa anaknya ke posyandu secara rutin supaya pertumbuhan anak selalu tercatat setiap bulan.

Baca juga: Tips Agar Berat Badan Normal Dan Tidak Naik Turun

Stunting di Indonesia

Di Indonesia, prevalensi balita pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebanyak 27,5% ke tahun 2017 yaitu sebanyak 29,6%. Bahkan menurut data World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk peringkat ketiga dengan prevalensi stunting tertinggi di regional Asia Tenggara.

Nggak heran apabila pemerintah menjadikan pencegahan stunting sebagai prioritas nasional pemerintah dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2018 dan 2019.

Penyebab, Ciri-Ciri Dan Dampak Stunting

Sebenarnya, mengapa masalah stunting bisa terjadi? Hal ini karena pada periode 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK), dimulai saat anak masih dalam kandungan hingga usia 2 tahun, asupan zat gizi mengalami kekurangan.

Sehingga pertumbuhan anak pun terhambat. Selain lebih pendek, asupan zat-zat gizi yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh menyebabkan anak mudah mengalami gangguan kesehatan yang nggak hanya terjadi di masa sekarang, tetapi juga dapat terjadi di masa depan.

Masalah stunting ini harus segera diatasi, sebab memiliki dampak jangka panjang di masa depan. Terutama apabilaterlambat untuk ditangani sebelum anak berusia 2 tahun. Berikut ini adalah beberapa dampak stunting:

Dampak stunting jangka pendek:

  1. Anak mudah sakit dan mengalami gangguan kesehatan,
  2. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak kurang optimal dibanding anak lain seusianya,
  3. Makin meningkatkan biaya kesehatan bagi orang tua karena anak mudah sakit dan mengalami gangguan kesehatan sehingga harus selalu melakukan pemeriksaan dan pengobatan untuk anak.

Dampak stunting jangka panjang:

  1. Postur tubuh nggak optimal, terutama ketika dewasa karena tinggi badan anak stunting hanya dapat diperbaiki sampai usia 2 tahun,
  2. Meningkatkan risiko masalah gizi seperti obesitas (kegemukan) dan penyakit lainnya,
  3. Menurunnya kesehatan reproduksi,
  4. Kapasitas belajar dan performa kurang optimal saat sekolah, karena memang pertumbuhan kognitif anak juga kurang maksimal daripada anak seusianya,
  5. Produktivitas dan kapasitas kerja menjadi kurang maksimal ketika dewasa.

Dampak-dampak tersebut jelas saja akan merugikan seorang anak, nggak hanya di masa kecil tetapi juga ketika ia dewasa. Lalu sebenarnya, apa sih yang menyebabkan stunting dapat terjadi terutama pada balita dan anak-anak? Stunting ini mencerminkan terjadinya masalah kekurangan gizi kronis selama masa 1000 HPK.

Sehingga, bukan hanya dari faktor asupan gizi anak saja, tetapi juga dari faktor asupan gizi ibu selama masa kehamilan. Berikut ini adalah uraian penyebab stunting secara lebih jelas.

Baca juga: Tabel IMT atau Indeks Massa Tubuh

Penyebab Stunting

  • Gizi ibu yang buruk

Salah satu penyebab stunting yang terjadi pada masa kehamilan adalah asupan gizi ibu yang buruk. Seorang ibu yang mengalami anemia dan masalah gizi seperti kekurangan berat badan berisiko memiliki anak stunting.

Hal ini terjadi karena pada masa kehamilan, asupan makan ibu oleh tubuh akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan ibu terlebih dahulu, barulah mencukupi kebutuhan bayi. Maka, jika ibu saja mengalami kekurangan gizi, maka calon bayi juga akan mengalami kekurangan asupan di dalam kandungan.

Baca juga: Manfaat dan bahaya makanan pedas

  • Praktik pemberian makan yang buruk

Selanjutnya, stunting dapat terjadi apabila asupan anak sejak bayi kurang memadai. Misalnya saja, anak nggak diberikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Hal ini tentu saja berpengaruh pada pertumbuhan anak.

Kemudian setelah anak mulai menginjak usia 7 bulan, asupan ASI saja nggak cukup memenuhi kebutuhan gizi. Sehingga perlu tambahan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI). Apabila anak nggak diberikan asupan yang cukup, maka akan berisiko kekurangan gizi dan berdampak pada stunting. Dan kecukupan gizi ini harus dikejar sampai anak berusia 2 tahun.

  • Sanitasi yang buruk

Apabila seorang anak hidup di lingkungan dengan sanitasi dan kebersihan yang buruk, hal ini juga dapat memicu stunting. Sanitasi yang buruk dapat menyebabkan anak mudah mengalami penyakit akibat infeksi, misalnya saja diare. Apalagi jika infeksi pada anak ini terjadi secara berulang-ulang.

Nah, sebenarnya penyebab stunting pada anak bisa diringkas menjadi 2 poin utama, yaitu asupan makan dan infeksi yang dipicu oleh kurangnya kebersihan. Jadi, pencegahan masalah stunting ini tentu saja dari 2 poin tersebut yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Baca juga: Cara Merawat Rambut Secara Alami

Cara mencegah stunting

  • Saat hamil dan menyusui, seorang ibu harus mencukupi asupan gizi yang dibutuhkan

Saat kehamilan, kebutuhan gizi seorang ibu tentu saja meningkat, karena juga harus mencukupi kebutuhan anak selama dalam kandungan.

Maka, ibu harus makan dengan cukup sesuai kebutuhan agar gizi ibu terpenuhi, gizi bayi dalam kandungan juga terpenuhi. Begitu pula ketika menyusui. Ibu juga harus mencukupi kebutuhan gizi, karena saat menyusui kebutuhan kalori juga meningkat.

  • Rutin memeriksa kehamilan secara berkala

Ketika hamil, tentu saja seorang ibu perlu memeriksakan kehamilannya secara rutin. Hal ini dilakukan supaya apabila mengalami masalah terutama masalah gizi, dapat terdeteksi dan tertangani dengan cepat. Misalnya saja seorang ibu mengalami anemia, maka petugas kesehatan akan memberikan suplemen zat besi.

  • Memberikan ASI eksklusif dan asupan yang cukup pada bayi

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi tanpa ada tambahan makanan lain dari bayi lahir sampai bayi berusia 6 bulan. ASI mengandung zat gizi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting sekali untuk tumbuh kembang dan kesehatan bayi.

Setelah bayi berusia 6 bulan, ASI tetap harus diberikan dengan didampingi MP-ASI sampai bayi berusia 2 tahun. Barulah setelah itu, bayi bisa mengasup makanan saja.

Baca juga: Bagian-bagian rambut

  • Menerapkan pola hidup bersih dan sehat

Karena salah satu penyebab stunting adalah infeksi, maka menerapkan pola hidup bersih dan sehat ini sangat penting untuk dilakukan. Nggak hanya bagi ibu, tetapi juga anak.

Misalnya saja  membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, meminum air yang bersih dan aman bagi kesehatan, mencuci peralatan makan dan peralatan dapur dengan bersih, mencuci tangan setelah buang air besar atau kecil, dan masih banyak lagi.

  • Memberikan imunisasi lengkap untuk bayi

Supaya bayi lebih kebal terhadap penyakit, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan imunisasi secara lengkap. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang ibu untuk membawa anak ke posyandu setiap bulan agar tumbuh kembang anak selalu tercatat. Sehingga, apabila anak mengalami masalah gizi, dapat terdeteksi dengan cepat dan mendapatkan penanganan secara tepat.

Itu dia ulasan mengenai stunting. Di sini yang berperan penting nggak hanya seorang ibu saja, tetapi anggota keluarga yang lain seperti ayah juga ikut berperan.

Sehingga, pengetahuan tentang tumbuh kembang anak juga harus dimiliki oleh seorang ayah untuk membantu mencegah anak mengalami stunting.

Nah, demikian artikel ini bila ada pertanyaan terkait Penyebab, Ciri-Ciri Dan Dampak Stunting bisa ditulis di bawah ini.

Referensi:

Buletin Jendela dan Informasi Kesehatan “Cegah Stunting Itu Penting”. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan. 2018.

Pusat Statistik. 2017. Statistik Kesejahteraan Rakyat Tahun 2017. Jakarta.

World Health Organization WHO (2014). Why can’t we give water to a breastfeeding baby before the 6 months, even when it is hot?

Artikel berjudul Child malnutrition yang diterbitkan oleh who.int (diakses 2 Oktober 2019)

Pos terkait