Penyebab Gangguan Makan (Eating Disorder)

Penyebab Gangguan Makan (Eating Disorder)
Penyebab Gangguan Makan (Eating Disorder)

Penyebab Gangguan Makan (Eating Disorder) – Apakah kamu pernah mendengar tentang seseorang yang gangguan makan (eating disorder)? Ya, mungkin sebagian kita hanya mengetahui tentang pola makan yang kurang tepat dari jenis kalori atau pemilihan jenisnya.

Secara umum pola makan yang nggak tepat akan mengakibatkan kegemukan, terlalu kurus, atau mengalami berbagai penyakit kronis lainnya yang membahayakan. Padahal enggak hanya itu lho, ada juga gangguan makan (eating disorder) yang juga banyak terjadi di sekitar kita dan hal tersebut termasuk gangguan psikologis.

Eating disorder ini adalah kondisi psikologis  di mana seseorang memiliki kebiasaan perilaku makan yang  nggak sehat. Jika terjadi terus menerus, hal ini bisa mengakibatkan gangguan kesehatan fisik dan psikososial.

Parahnya lagi, gangguan makan dapat menyebabkan kematian jika nggak segera ditangani dengan baik. Bisa jadi orang yang mengalami gangguan makan ini alasannya adalah terlalu terobsesi dengan berat badan atau bentuk tubuh yang memenuhi standar tertentu.

Eating disorder gejalanya bermacam-macam. Namun sebagian besar orang yang mengalami eating disorder melakukan pembatasan dalam jumlah makanan, terlalu memilih-milih makanan, memuntahkan makanan yang dimakan, atau melakukan olahraga secara berlebihan untuk membakar makanan yang diasup.

Baca juga: Bahaya kurang tidur

Sebagian besar gangguan makan ini terjadi pada wanita di usia dewasa muda atau remaja. Seperti yang kita tahu, bahwa sebagian perempuan memang terlalu terobsesi dengan bentuk tubuh yang ramping, kurus, dengan berat badan yang sangat ringan.

Penyebab Gangguan Makan (Eating Disorder)

Penyebab Gangguan Makan (Eating Disorder)

Sebenarnya penyebab gangguan makan (eating disorder) bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor lho. Di antaranya adalah faktor-faktor berikut ini.

  • Genetik

Pernah ada penelitian yang membuktikan bahwa gangguan makan bisa terjadi turun-temurun dari keluarga yang memiliki riwayat eating disorder.

  • Kepribadian

Kepribadian juga bisa memengaruhi terjadinya eating disorder. Misalnya saja terjadi pada orang yang memiliki kepribadian perfeksionis dan cenderung pilih-pilih makanan, atau memiliki selera makan yang unik.

  • Struktur otak

Perkembangan struktur otak juga secara biologis bisa memengaruhi terjadinya eating disorder. Hal ini berhubungan dengan pengaturan hormon serotonin dan dopamin.

  • Idealisme budaya

Yang satu ini adalah penyebab eating disorder yang banyak terjadi. Ya, misalnya saja idealisme tentang kecantikan atau ketampanan. Postur tubuh yang kurus selalu dianggap ideal. Maka nggak heran jika banyak yang terobsesi untuk menjadi kurus, salah satunya dengan menerapkan pola makan yang nggak sehat tersebut.

Baca juga: Tips tidur nyenyak dan berkualitas

Macam-Macam Gangguan Makan

Nah, untuk mengetahui secara lebih mendalam, eating disorder terbagi lagi menjadi beberapa tipe berikut ini:

Anorexia nervosa

Orang yang mengalami anorexia nervosa ini biasanya selalu merasa bahwa dirinya gemuk. Meskipun keadaan diri orang tersebut sebenarnya justru sudah underweight (terlalu kurus), ia masih saja merasa bahwa tubuhnya gemuk dan belum ideal.

Orang yang mengalami anorexia nervosa secara umum akan selalu memonitor berat badan setiap saat. Selain itu, pola makan tipe eating disorder yang satu ini juga cenderung menghindari beberapa jenis makanan dan membatasi jumlah kalori yang diasup.

Tanda dan gejala fisik, kebiasaan, dan emosional orang yang mengalami anorexia nervosa:

  1. Mengalami penurunan berat badan yang ekstrim
  2. Badan sangat kurus
  3. Mengalami insomnia
  4. Rambut tipis dan mudah rontok
  5. Asupan makan sangat sedikit
  6. Telalu banyak beraktivitas fisik karena takut gemuk
  7. Tekanan darah rendah
  8. Flat mood
  9. Mengalami gangguan menstruasi (bagi wanita)

Bulimia nervosa

Ada lagi nih tipe eating disorder, yaitu bulimia nervosa. Orang yang mengalami bulimia biasanya sering makan makanan dalam jumlah besar di periode waktu tertentu. Lalu setelah itu, orang yang mengalami bulimia akan berusaha keras untuk membakar / membersihkan makanan yang telah dikonsumsi tersebut.

Biasanya mereka akan memaksakan diri untuk memuntahkan makanannya, mengonsumsi obat diuretik (yang menyebabkan banyak buang air kecil), mengonsumsi obat pencahar, puasa, enema, minum obat-obatan diet, atau berolahraga secara berlebihan.

Tanda dan gejala orang yang mengalami bulimia nervosa:

  1. Biasanya berat badan lebih normal ketimbang penderita anorexia yang sebagian adalah underweight (terlalu kurus)
  2. Merasa takut untuk makan berlebihan
  3. Makan tanpa kontrol di satu waktu, lalu memaksakan diri untuk membuang makanan tersebut
  4. Mengalami sakit tenggorokan
  5. Mood swing
  6. Mengalami gangguan gigi

Binge eating disorder

Jenis gangguan makan selanjutnya adalah binge eating disorder. Pada orang yang mengalami binge eating disorder ini, mereka biasanya makan dengan jumlah banyak di periode waktu yang relatif singkat.

Setelah makan, binge eating disorder nggak melakukan pembersihan seperti muntah, minum obat, olahraga berlebihan, dan lain sebagainya. Bahkan mereka pun cenderung nggak membatasi konsumsi kalori.

Tanda dan gejala binge eating disorder:

  1. Makan dengan jumlah banyak secara cepat, rahasia (diam-diam), sampai benar-benar kekenyangan
  2. Ketika episode binge eating, orang tersebut merasa susah mengontrol untuk nggak makan berlebihan
  3. Merasa kecewa dan depresi ketika mengingat ia telah makan terlalu banyak dengan cepat

Pica

Sebenarnya gangguan makan yang secara umum terjadi ya 3 gangguan di atas tadi. Namun, ada juga lho kelainan makan yang lainnya, misalnya pica. Pica juga termasuk kondisi eating disorder di mana orang memiliki gangguan makan yaitu memakan sesuatu yang bukan makanan.

Mereka bisa jadi mengonsumsi benda-benda seperti es, kotoran, tanah, kapur, kertas, sabun, kain wol, deterjen, dan lain sebagainya. Kondisi ini biasanya dialami oleh orang dewasa, anak-anak, remaja, dan ibu hamil yang mengalami gangguan kesehatan mental. Risiko yang mungkin dialami akibat pica ini antara lain keracunan, infeksi, gangguan usus, atau bahkan kekurangan gizi.

Baca juga: Rahasia umur panjang

Rumination disorder (memamah biak makanan)

Nah, kalau rumination disorder ini berbeda dengan tipe gangguan makan sebelumnya. Orang yang mengalami rumination disorder ini biasanya memuntahkan kembali makanan yang dicerna sebagian dan mengunyahnya lagi, lalu menelan atau meludahkannya.

Biasanya hal ini terjadi setelah 15 – 30 menit sehabis menelan makanan. Gangguan makan yang satu ini umumnya terjadi sebagai respon psikologis atas ketidaknyamanan yang dialami oleh seseorang saja. Misalnya karena ada sakit / cedera fisik, atau tekanan psikologis. Yang sering mengalami rumination disorder adalah bayi, anak-anak, atau orang dewasa.

Tanda dan gejala mengalami rumination disorder:

  1. Mual
  2. Bersendawa
  3. Merasa tertekan / nggak nyaman
  4. Kembung
  5. Sakitperut
  6. Sulit tidur
  7. Mengalami ketidakseimbangan elektrolit tubuh
  8. Kekurangan gizi

Avoidant / restrictive food intake disorder (ARFID)

ARFID ini merupakan gangguan makan yang seringnya dialami oleh balita. Balita akan cenderung takut dengan makanan. Faktornya bukan karena takut mengalami kegemukan atau semacam itu.

Namun memang nggak menyukai makanan dari segi aroma, warna, tekstur, rasa, maupun suhu makanan. Akibatnya, seseorang yang mengalami gangguan ini bisa kekurangan zat gizi.

Tanda dan gejala karena mengalami ARFID:

  1. Mengalami penurunan berat badan secara signifikan
  2. Pertumbuhan terhambat, contohnya adalah stunting (pendek pada anak-anak)
  3. Kekurangan gizi yang parah
  4. Bergantung pada suplemen

Itu dia beberapa jenis eating disorder dan gejalanya yang mungkin sebelumnya belum kamu ketahui. Eating disorder termasuk kondisi gangguan mental yang membutuhkan perawatan khusus untuk penanganannya.

Jika kamu mengalami hal di atas atau menemukan orang-orang di sekitar mengalami gejala gangguan makan, lebih baik konsultasikan ke dokter atau psikolog, ya.

Baca juga: Bahaya duduk terlalu lama

Apabila ada pertanyaan terkait Penyebab Gangguan Makan (Eating Disorder) bisa ditulis di bawah ini.

Referensi:

Mahan LK,   Escot-Stumpp S. 2008. Krause’s Food and Nutrition Therapy 12 Edition. Canada: Saunders Elsevier.

Advani S, Kochhar G, Chachra S, and Dhawan P. Eating everything except food (PICA): A rare case report and review. J Int Soc Prev Community Dent. 2014; 4(1): 1–4.

Talley NJ. Rumination Syndrome. Gastroenterol Hepatol (N Y). 2011; 7(2): 117–118.

Artikel berjudul Avoidant Restrictive Food Intake Disorder, diakses dari https://www.nationaleatingdisorders.org/.

Pos terkait