Nutrisi Dalam Darah

Nutrisi Dalam Darah
Nutrisi Dalam Darah

Nutrisi Dalam Darah – Di dalam darah terdapat berbagai macam zat penting. Zat-zat penting tersebut tentu berasal dari makanan yang dikonsumsi dan sudah diproses dalam sistem pencernaan. Selain mengedarkan hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin ke seluruh tubuh, di dalam darah juga terdapat nutrisi yang sangat berguna untuk kesehatan tubuh.

Darah menjadi sangat penting bagi tubuh karena tubuh sangat bergantung pada pasokan oksigen yang diedarkan oleh darah. Tanpa adanya darah, jantung juga tidak akan bertahan hidup.

Selain oksigen, darah juga mengangkut karbondioksida serta zat sisa lain. Sebagian besar dari sel darah adalah protein khusus yang dapat ditambah yang mana salah satu caranya adalah dengan transfusi darah.

Nutrisi Dalam Darah

Kandungan Nutrisi Dalam Darah

  1. Zat Besi

Untuk dapat menyerap produksi haemoglobin lebih maksimal, maka darah akan menggunakan sebagian besar dari zat besi, hemoglobin atau sel darah merah  ini merupakan sebuah nutrisi yang ada  di dalam darah untuk dapat mengangkut dan mengedarkan oksigen ke seluruh bagian tubuh.

Sumber zat besi dapat Anda peroleh baik dari makanan hewani seperti daging, telur, ikan, serta susu maupun dari sumber nabati seperti sereal, kacang-kacangan, bayam, dan biji-bijian.

  1. Vitamin B12

Satu-satunya sumber vitamin B12 adalah dari jenis makanan hewani seperti hati sapi, ikan air laut maupun air tawar, kerang, susu, serta daging ayam.

Vitamin B12 ini merupakan jenis vitamin yang larut dalam air, diperlukan tubuh karena peran pentingnya sebagai nutrisi dalam darah untuk dapat membentuk sel darah merah dan juga berperan dalam proses metabolisme protein serta lemak serta berperan juga dalam fungsi neurologis.

  1. Vitamin B6

Sama seperti vitamin B12, vitamin B6 ini juga merupakan jenis vitamin yang larut dalam air. Memiliki fungsi penting untuk proses metabolisme dalam sel darah merah, membantu dalam proses pembentukan hemoglobin, mengontrol kadar gula darah, serta berperan dalam proses metabolisme protein.

Secara alami vitamin B6 ini dapat diperoleh dari makan hewani maupun nabati seperti daging, ikan, unggas, susu, buah-buahan, berbagai macam sayuran hijau seperti bayam, kacang-kacangan, serta sereal.

Baca juga: Bagian Sel Yang Bersifat Permeabel Yaitu Membran Sel

Komponen Penting Penyusun Darah

  1. Eritrosit atau Sel Darah Merah

Salah satu komponen penyusun darah adalah eritrosit atau sel darah merah yang memiliki fungsi khusus untuk mengangkut hemoglobin yang sudah berikatan dengan oksigen ke jaringan di dalam tubuh dari paru-paru.

Selain itu eritrosit juga berperan dalam mengangkut haemoglobin yang berikatan dengan karbondioksida menuju ke paru-paru yang memiliki peran penting dalam siklus pernapasan manusia. Apabila Anda memiliki jumlah sel darah merah jauh dari kadar normal, maka Anda memiliki penyakit yang disebut dengan anemia.

Dampak yang dirasakan penderita penyakit anemia yaitu akan mudah merasa lelah, hal tersebut diakibatkan oleh kurangnya oksigen yang ada di dalam tubuh sebab kekurangan sel darah merah yang merupakan pengangkutnya.

  1. Leukosit atau Sel Darah Putih

Di dalam darah terdapat suatu sel yang memiliki fungsi dalam menjaga sistem pertahanan atau sistem kekebalan tubuh yaitu karena adanya leukosit atau sel darah putih karena sel ini memiliki peran dalam dalam proses menetralkan kuman penyakit serta bakteri di dalam tubuh yang ikut masuk bersama aliran darah maupun saat mengalami luka.

Leukosit dapat berfungsi demikian karena sifat amoeboid yang dimilikinya, sehingga dapat bebas bergerak, serta memiliki sifat fagositosit untuk memakan sel-sel yang sudah mati ataupun bakteri yang ada dalam tubuh.

Sel darah putih ini akan diproduksi lebih banyak dalam tubuh apabila Anda terkena suatu penyakit. Hal tersebut terjadi dengan tujuan supaya mencegah penyakit dalam tubuh Anda semakin parah. Namun apabila tubuh Anda memiliki leukosit dalam jumlah yang berlebih, maka Anda berada dalam keadaan leukositosis.

Kondisi sebaliknya dapat terjadi dalam tubuh Anda apabila anda menderita sakit typus yang dapat menghancurkan sel darah putih, dalam kondisi ini Anda akan mengalami kekurangan sel darah putih atau leukopenia.

  1. Keping Darah

Keping darah atau istilah lain yang lebih dikenal adalah trombosit, merupakan komponen dalam darah yang juga memiliki peran yang penting. Berbeda dengan eritrosit maupun leukosit, trombosit atau keping darah memiliki bentuk yang tidak beraturan, tidak memiliki inti, tidak berwarna, memiliki ukuran yang lebih kecil dari leukosit dan juga eritrosit, serta memiliki sifat yang mudah pecah.

Fungsi utama dari trombosit adalah berperan dalam proses penggumpalan darah ketika terjadi luka dengan tujuan untuk mengurangi jumlah darah yang keluar.

Fakta dan Karakteristik Trombosit

Secara alami, trombosit memang diproduksi dalam tubuh manusia dengan tujuan untuk mencegah kehilangan banyak darah ketika terjadi luka. Cara kerja trombosit ini yaitu dengan membentuk protein yang bernama fibrinogen dengan bantuan kalsium serta vitamin k untuk mempercepat proses pembekuan darah.

Proses pembekuan tersebut akan dimulai saat darah keluar dan bersinggungan dengan udara. Seperti yang Anda tahu setelah terjadi luka seringkali terbentuk suatu koreng, koreng ini merupakan pembekuan darah pada bagian eksternal. Sedangkan apabila terjadi memar merupakan proses pembekuan darah internal.

Apabila di dalam pembuluh darah yang sehat terjadi pembekuan darah, maka akan mengakibatkan jumlah oksigen yang diedarkan darah berkurang sehingga dapat mengakibatkan terjadinya stroke. Jumlah trombosit ini hanya sekitar 20 persen saja dari sel darah merah, dihasilkan dalam sumsum tulang belakang.

Dalam kondisi yang normal jumlah trombosit dalam darah per kilometernya adalah sebanyak 150.000 hingga 350,000 keping.

Struktur serta Fungsi Trombosit

Bentuk dari trombosit yang normal memang tidak beraturan, namun hampir menyerupai piring. Apabila secara teknis trombosit bukanlah suatu sel, akan tetapi merupakan bagian dari sel yang memiliki fungsi khusus dalam proses pembekuan darah.

Protein yang ada dalam trombosit akan menempel pada dinding pembuluh darah yang rusak. Butiran dari trombosit ini merupakan protein yang dapat membantu pengeluaran segel dari pembuluh darah yang rusak.

Trombosit ini bergerak di sepanjang dinding dari pembuluh darah yang dilapisi oleh endotelium, yang mana permukaan ini tidak akan membiarkan begitu saja sesuatu menempel. Apabila terjadi cedera, maka endotelium akan pecah, sehingga trombosit akan langsung menempel pada daerah yang mengalami kerusakan.

Tanggapan pertama saat terjadi cedera adalah bagian trombosit ini karena memiliki kemampuan untuk mengubah bentuknya untuk dapat menutupi luka.

Akibat Trombosit yang Terlalu Banyak ataupun Terlalu Sedikit

Keadaan tubuh memproduksi trombosit dalam jumlah yang berlebih memang sesuatu yang sangat jarang terjadi. Namun bukan berarti hal tersebut adalah mustahil karena dalam kondisi yang tidak normal jumlah trombosit dalam tubuh dapat diproduksi sebanyak satu juta trombosit dalam setiap mikroliter. Sehingga hal tersebut sangat berisiko terjadinya pembekuan darah.

Berbeda dengan orang yang memiliki jumlah trombosit yang kurang, hal ini memang dapat terjadi karena seseorang dapat secara alami memproduksi trombosit dalam jumlah yang sedikit dari biasanya. Jumlah trombosit yang sedikit ini selain dari faktor produksi yang kurang juga bisa jadi diakibatkan oleh adanya trombosit yang rusak maupun hancur.

Baca: Pengertian dan Fungsi Tubulus Seminiferus

Penyebab lain bisa terjadi karena adanya kerusakan pada sumsum tulang belakang atau karena endotelium yang diproduksi secara abnormal.

Daftar Pustaka:

Campbel A Neil. (2010). Biologi Edisi Kedelapan. Erlangga: Jakarta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *