Peredaran Darah Manusia

Peredaran Darah Manusia
Peredaran Darah Manusia

Peredaran Darah Manusia – Pernahkan Anda menyadari bahwa di dalam tubuh Anda terdapat satu organ yang bekerja tanpa henti siang dan malam selama Anda hidup? Organ tersebut adalah jantung, jantung memiliki fungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Untuk itu jantung menjadi organ utama dalam sistem sirkulasi atau yang kita kenal dengan sistem peredaran darah.

Sistem peredaran darah manusia melibatkan tiga komponen, yaitu darah sebagai medium transportasi, jantung sebagai pemompa, dan pembuluh darah sebagai saluran. Untuk lebih memahami mekanisme peredaran darah manusia, dapat Anda simak dalam uraian berikut.

Darah

Di dalam tubuh manusia terdapat cairan yang selalu beredar setiap saat yang menjadi sarana transportasi di dalam tubuh manusia. Tanpa adanya cairan yang disebut dengan darah ini, maka sel-sel tubuh akan mati hanya dalam beberapa saat.

Warna darah manusia adalah merah, hal ini disebabkan oleh adanya hemoglobin. Apabila darah kaya akan oksigen maka darah akan berwarna merah terang dan apabila darah kekurangan oksigen makan akan berwarna merah tua. Adapun fungsi darah adalah:

  • Mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh
  • Mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
  • Mengangkut karbondioksida ke paru-paru
  • Mengedarkan hormon
  • Pengatur suhu tubuh
  • Antibodi tubuh

Komponen Darah

Volume darah manusia sekitar 8% dari berat tubuhnya. Komponen darah dibedakan menjadi dua yaitu plasma darah sebagai komponen pertama yang berbentuk cair. Komponen yang kedua yaitu sel-sel darah dan keping-keping darah yang berupa padatan.

Plasma darah jumlahnya sekitar 55% dari volume darah, sementara sel-sel darah dan keping-keping darah jumlahnya sekitar 45% dari volume darah.

1. Plasma Darah

Plasma darah terdiri atas 90% air dan 10% bahan-bahan terlarut lainnya yang terdiri atas 7% ptotein, 1% garam mineral, dan 2% lemak. Protein penting yang terdapat di dalam plasma darah yaitu albumin, globulin, fibrinogen, dan lipoprotein.

Albumin memiliki fungsi dalam mengatur tekanan osmosis darah dan membantu aliran darah. Fibrinogen berfungsi dalam pembekun darah. Sementara itu globulin berperan dalam pertahanan tubuh. Protein-protein tersebut dapat dipisahkan dari plasma dan membentuk cairan berupa serum. Adapun fungsi dari plasma darah yaitu:

  • Sebagai pelarut bahan-bahan kimia
  • Membawa mineral-mineral terlarut, vitamin, asam amino, karbon dioksida (sebagai ion hidrogen karbonat), dana bahan buangan lainnya
  • Menyebarkan panas dari organ yang lebih panas ke organ yang lebih dingin
  • Menjaga keseimbangan antara cairan di dalam sel dan cairan di luar sel.

2. Sel-Sel Darah

a. Eritrosit (Sel Darah Merah)

Sel darah merah atau dikenal sebagai eritrosit adalah sel darah yang berwarna merah. Faktor lingkungan, usia, serta jenis kelamin berpengaruh pada kadar eritrosit yang terdapat dalam darah manusia. Pada laki-laki dewasa kadarnya kurang lebih 5 juta/cc sedangkan kadar eritrosit pada wanita dewasa kurang lebih 4,5 juta/cc.

Warna merah yang dimiliki oleh eritrosit yang disebabkan oleh adanya hemoglobin (Hb). Yang merupakan salah satu senyawa yang memiliki fungsi untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida melalui pembuluh darah. Pembentukan eritrosit terjadi di dalam sumsum tulang belakang melalui suatu proses yang disebut dengan eritropoiesis.

Umur eritrosit 120 hari. Setelah itu akan dihancurkan di hati. Bentuk eritrosit berupa kepingan bikonkaf yang tidak mempunyai inti. Ketebalan eritrosit sekitar 2 μm dengan diameter kurang lebih 8 μm. Penyakit kekurangan eritrosit adalah anemia.

b. Leukosit (Sel Darah Putih)

Leukosit merupakan istilah lain dari sel darah putih. Leukosit memiliki fungsi khusus untuk pertahanan tubuh dari serangan mikroorganisme. Leukosit dapat bergerak bebas bahkan dapat keluar dari pembuluh darah serta masuk ke dalam jaringan lain yang terinfeksi mikroorganisme.

Leukosit memiliki ukuran yang lebih besar dari eritrosit, namun di dalam tubuh manusia jumlahnya lebih sedikit dari eritrosit. Berdasarkan ada tidaknya granula (butir-butir) pada selnya. leukosit dapat dibedakan menjadi dua yaitu leukosit agranulosit (tidak bergranula) dan leukosit granulosit (bergranula).

Leukosit agranulosit memiliki ciri tidak memiliki granula pada sitoplasmanya, memiliki inti sel bulat seperti ginjal. Terdiri atas monosit dan limfosit. Sedangkan leukosit granulosit adalah pada sitoplasmanya memiliki inti. Terdapat tiga jenis leukosit granulosit yaitu basofil, sinofil, dan neutrofil.

3. Keping-Keping Darah (Trombosit)

Trombosit atau keping darah adalah sel darah yang berbentuk kepingan dan tidak berinti. Trombosit berukuran 2-3 μm dan berfungsi dalam proses pembekuan darah, untuk itu trombosit disebut juga sel darah pembeku, jumlahnya pada orang dewasa kira-kira 200.000-500.000/cc. Penyakit kekurangan trombosit adalah hemofilia.

Mekanisme pembekuan darah berlangsung seperti diagram berikut.

Mekanisme Peredaran Darah

Darah manusia selalu beredar di dalam pembuluh darah. Dalam sekali beredar, darah manusia melewati jantung sebanyak dua kali. Untuk itu peredaran darah manusia termasuk dalam peredaran darah ganda. Peredaran darah ganda gerdiri dari peredaran darah kecil atau peredaran darah paru-paru dan peredaran darah besar atau peredaran darah keseluruh tubuh.

1. Peredaran Darah Kecil (Peredaran Darah Paru-Paru)

Peredaran darah decil atau yang disebut juga dengan peredaran darah paru-paru adalah peredaran darah yang membawa darah dari jantung menuju paru-paru dan akan kembali lagi ke jantung.

Darah dari seluruh tubuh manusia yang membawa banyak karbon dioksida masuk ke serambi kanan jantung yang kemudian diteruskan ke bilik kanan. Dari bilik kanan jantung darah dipompa menuju paru-paru melalui arteri pulmonalis.

Di dalam paru-paru, tepatnya di kepiler pulmonalis dan alveolus terjadi pertukaran gas karbon dioksida dengan oksigen. Kemudian darah akan meninggalkan paru-paru menuju jantung melalui vena pulmonalis. Darah tersebut kaya akan oksigen dan akan masuk ke serambi kiri jantung.

2. Peredaran Darah Besar (Peredaran Sistemik)

Peredaran darah besar atau yang disebut juga dengan peredaran sistemik merupakan peredaran darah yang membawa darah dari jantung menuju keseluruh tubuh dan akan kembali lagi ke jantung.

Darah dari paru-paru masuk ke jantung melalui serambi kiri, kemudian diteruskan ke bilik kiri. Dari bilik kiri kemudian darah akan dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta atau yang kita kenal dengan pembuluh nadi besar. Aorta ini bercabang-cabang menjadi arteri yang akan menyuplai darah keseluruh tubuh, seperti:

  • Arteri karotis menyuplai darah ke otak,
  • Arteri koronaria menyuplai darah ke jantung,
  • Arteri subklavia menyuplai darah ke bahu,
  • Arteri mesenterika menyuplai darah ke usus,
  • Arteri renalis menyuplai darah ke ginjal.

Dari seluruh bagian tubuh, darah akan kembali lagi ke jantung melalui pembuluh balik yang terdapat pada setiap bagian tersebut. Darah dari pembuluh balik ini, kemudian bercampur di vena kava dan akan masuk ke serambi kanan jantung.

Sistem peredaran darah besar dibagi menjadi peredaran darah ginjal, peredaran darah koroner, dan peredaran darah porta hepar.

Peredaran darah ginjal menyuplai darah ke ginjal, peredaran darah koroner bertugas menyuplai darah ke jantung, dan peredaran darah porta hepar menyuplai darah ke hati. Hati menerima darah yang kaya akan oksigen dari arteri besar yang merupakan cabang dari aorta. Kapiler-kapiler yang ada di dalam usus juga akan menyerap nutrisi dan meneruskannya ke hati. (Baca juga: Kandungan nutrisi dalam darah)

Demikian pembahasan mengenai sistem peredaran darah manusia, darah, dan komponen darah. Untuk jantung sebagai pemompa darah dan pembuluh darah sebagai saluran akan dibahas pada penjelasan berikutnya.

Daftar Pustaka:

Campbell, A Neil, dkk. (2010). BIOLOGI Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Pujianto, Sri. (2014). Menjelajah Dunia Biologi. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Suharsono dan Popo Mustofa Kamil. (2017). Biologi Umum. Tasikmalaya: Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi.

Pos terkait