Struktur Kepenulisan Dalam Tulisan Jurnalistik

Gambar ilustrasi. Seorang jurnalis harus selalu membawa kamera untuk mengabadikan sebuah momen menarik (Foto: siswapedia.com)

Struktur Kepenulisan Dalam Tulisan Jurnalistik

Siswapedia.com – Layaknya jenis tulisan akademis, maupun tulisan jurnal yang mempunyai struktur. Produk tulisan jurnalistik juga demikian.

Tulisan jurnalistik memiliki struktur. Struktur ini bisa dibedah dengan beberapa analisa khusus. Jika pada tulisan kemarin kita membahas Jenis Tulisan Jurnalistik, dan Fungsinya. Maka pada kesempatan kali ini akan dibahas struktur tulisan produk jurnalistik. Berikut strukturnya.

Struktur Tulisan Jurnalistik

Sebagaimana yang dirangkum dalam buku berjudul Penyuntingan Jurnalistik, karya Ade Husnul. Struktur tulisan jurnalistik terdapat 3 bagian pokok. 3 bagian pokok ini saling berkesinambungan satu sama lain.

Ketiganya tidak dapat dipisahkan karena satu kesatuan. Ketiga bagian struktur tulisan jurnalistik tersebut juga harus sistematis tata urutannya. Tidak boleh dibalik, atau diubah strukturnya. Berikut lebih jelas struktur tulisan jurnalistik.

Pertama, bagian pertama dalam struktur kepenulisan jurnalistik yaitu lead. Dalam pengertian yang lebih umum. Lead ini disebut pula sebagai pendahuluan, paragraf pembuka, dan ide pokok.

Gambar ilustrasi. Seorang jurnalis harus selalu membawa kamera untuk mengabadikan sebuah momen menarik (Foto: siswapedia.com)

Jadi lead ini merupakan kalimat yang membuka suatu pokok persoalan pada tulisan yang akan dibahas. Secara teknikal, lead ini tidak disarankan ditulis dengan kalimat yang terlalu panjang.

Kalimat pada lead maksimal ditulis sebanyak 100 kata. Kalimat pada lead juga tak boleh langsung menuliskan pokok permasalahan yang akan di bahas.

Kalimat lead hanya boleh dituliskan untuk menjadi “gerbang”, atau orientation (pengenalan) terhadap gagasan yang akan disampaikan.

Pasa bagian lead, penulis harus memberlakukan beberapa batasan. Beberapa batasan ini tidak boleh dibahas terlalu melebar.

Sehingga bagian lead diharapkan hanya bertujuan untuk membuat pembacanya penasaran saja, tapi untuk kontenya seperti apa jangan disampaikan di bagian lead.

Kedua, bagian kedua dari struktur penulisan jurnalistik yaitu bagian core. Beberapa ahli dibidang jurnalistik menyebutnya bagian ini sebagai bagian inti, bagian isi, maupun bagian permasalahan yang dibahas.

Bagian inti disebut juga sebagai kalimat pemaparan yang menjadi pokok bahasan utamanya. Pada bagian ini, penulis harus menjelaskan pengembangan wacana yang berasal dari lead.

Penulisan kalimat pada bagian inti harus ditulis secara sistematis, dialektis, serta runut sesuai dengan alurnya. Saat menguraikan pokok pikiran yang dibahas, penulis juga harus membuat kalimat yang dialektis.

Pada kalimat inti ditulis maksimal hingga 300 kata. Tapi beberapa bentuk tulisan jurnalistik boleh lebih dari jumlah tersebut. Tapi sangat jarang.

Pada bagian inti. Penulis bisa memasukkan data wawancara dengan narasumber yang ia dapatkan di lapangan. Hanya saja pada bagian isi, sebaiknya jangan terlalu melebar pembahasannya ke penyelesaian konflik.

Penyelesaian konflik yang dibahas pada bagian inti tidak efektif. Dan malah akan membuat tulisan jurnalistik tersebut kurang sistematis. Cara penulisan yang seperti ini sering dipakai pada gaya menulis di Kompas, Solopos, dan Tempo.

Ketiga, bagian ketiga dari struktur kepenulisan dari jurnalistik yaitu punch. Beberapa ahli dibidang jurnalistik menyebutkan struktur ini sebagai penutup.

Bagian penutup merupakan bagian paling akhir dalam tulisan jurnalistik. Pada bagian ini, penulis bisa memberikan, sugestion (saran), critical (kritik), persuade (masukan) terhadap uraian permasalahan yang sebelumnya telah disampaikan pada bagian inti.

Terdapat dua cara untuk membuat struktur penutup. Pertama, cara yang pertama yaitu menggunakan penutup model terbuka. Yaitu dengan memberi kemungkinan pada pembaca untuk menyimpulkan kesimpulannya sendiri, atau interpretasi dikembalikan sepenuhnya kepada pembaca.

Kedua, cara yang kedua yaitu menggunakan penutup yang bersifat tertutup. Untuk membuatnya, penulis membuat uraian kalimat dengan menyimpulkan secara sendiri. Jadi pembaca tidak diberi kesempatan untuk menarik sebuah kesimpulan.

Demikian penjelasan singkat mengenai struktur dalam kepenulisan tulisan jurnalistik. Sekarang kalian bisa praktikan cara-cara tersebut.

Pos terkait