Jenis Tulisan Jurnalistik dan Fungsinya
Siswapedia.com – Menulis bukanlah kegiatan yang mudah dilakukan oleh semua orang. Menulis butuh ketrampilan ekstra yang dipelajari secara sistematis.
Praktik menjadi kunci utama, semakin mahir atau tidaknya kemampuan menulis. Dalam semua ragam tulis yang terdapat pada semua jurnalistik, penguasaan teknik-teknik jurnalistik mutlak hukumnya diikuti.
Untuk itu, lewat artikel ini akan dibahas fungsi, dan bentuk-bentuk tulisan jurnalistik, dan teknik gaya kepenulisan. Gaya kepenulisan bisa disesuaikan, tergantung dengan situasi dan kondisi.
Jenis Tulisan Berdasarkan Fungsinya
Dalam buku Jurnalisme Modern karya Saidul. Jurnalistik dibedakan menjadi beberapa ragam fungsi, dan terdapat lima tulisan. Beberapa fungsi, dan tulisannya sebagai berikut.
Pertama, jenis tulisan pertama adalah jenis tulisan narasi. Jenis tulisan ini memaparkan peristiwa secara runut, sistematis, dan naratif. Jenis tulisan naratif umumnya dalam bentuk uraian cerita dari awal sampai akhir.
Contoh : Saat para demonstran tidak dapat menemui presiden, para demonstran lalu kembali pulang ke rumah masing-masing.
Kedua, jenis tulisan kedua yaitu jenis tulisan deskripsi. Tulisan ini menekankan pada penggambaran sebuah peristiwa yang melibatkan 4 indra ( mata, telinga, hidung, kulit).
Contoh : Terlihat seperti vampir yang kekurangan darah, para aparat menembaki demonstran yang memasuki istana negara.
Ketiga, jenis tulisan yang ketiga yaitu jenis tulisan eksposisi. Jenis tulisan ini digunakan untuk mengungkapkan gagasan penulis secara menyeluruh. Bisa berisi sindiran, maupun dukungan. Pembaca diharapkan bisa menyetujui gagasan penulis.
Contoh : Lutfi Aminuddin yang ikut serta dalam demonstrasi meminta kenaikan upah, selama ini bekerja selama 10 jam. Kendati ia bekerja selama itu, gaji Lutfi tidak dapat mencukupi kebutuhannya. Tapi anehnya, kisah-kisah seperti ini luput dari pemberitaan media masa.
Keempat, jenis tulisan keempat yaitu tulisan argumentasi. Jenis tulisan ini hampir mirip dengan jenis tulisan eksposisi. Hanya saja jenis tulisan argumentasi ada kekhususannya.
Kekhususan jenis tulisan argumentasi terletak pada kontenya yang mengandung perdebatan, subyektifitas, dan penuh pertentangan. Jenis tulisan ini dicipta untuk menanggapi argumen orang lain.
Contoh: Dugaan penyelewengan dana E-KTP yang dialamatkan ke Lutfi Aminuddin tidak pernah ada bukti kuatnya.
Kelima, jenis tulis yang kelima merupakan refleksi, atau renungan. Beberapa ahli jurnalistik lain menyebutkan jenis tulisan ini disebut sebagai tulisan views.
Jenis tulisan refleksi bertujuan supaya pembaca dan merenungkan apa yang ditulis oleh penulisnya. Tulisan refleksi diharapkan dapat mengunggah rasa kesadaran masyarakat terhadap momentum tertentu.
Dengan begitu, seorang penulis harus sudah tahu arah mana konten yang ia akan sampaikan. Pembaca harus mengetahui makna tulisan tersebut.
Contoh : 30 September adalah peristiwa memilukan, peristiwa dimana terjadi pemberontakan G30S. Sebuah momentum yang mengingatkan kita akan bahaya partai PKI. Perjuangan merajut keutuhan NKRI itu harus dibayar dengan nyawa 12 jendral. Kematian jendral Gatot Subroto yang tragis tidak dapat dilupakan, tapi cambuk bagi keutuhan NKRI menjadi perjuangan yang harus dikukuhkan. Rakyat Indonesia harus tetap waspada, terhadap upaya makar yang dilakukan oleh para gerakan ekstrimis yang dapat mengancam kedaulatan Republik Indonesia.
Demikian jenis tulisan yang terdapat dari produk jurnalistik. Jenis tulisan ini tidak semuanya dapat dipakai dalam media masa.
Beberapa berita yang sifatnya straight news, jenis tulisan argumentasi tidak boleh masuk dalam penulisan berita jenis straight news. Melainkan harus menggunakan jenis tulisan eksposisi. Hal ini bertujuan untuk menetralkan muatan beritanya dari kepentingan tertentu.