Fungsi Permintaan

Fungsi dan kurva permintaan mencerminkan perilaku konsumen dimana hal ini sesuai dengan hukum permintaan yang bunyinya jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta akan menurun. Begitupula berlaku sebaliknya, jika harganya yang turun, maka jumlah barang yang diminta akan naik.

Biasanya harga barang disimbolkan dengan huruf P yang berasal dari kata price (harga). Sedangkan jumlah barang yang diminta disimbolkan dengan huruf Q, yang berasal dari kata Quantity (kuantitas/jumlah).

Oleh karena, hubungan antara jumlah barang yang diminta (sumbu x) dengan harga barang (sumbu y) saling berlawanan nilainya, maka gradien (m) atau kemiringan grafiknya akan bernilai negatif atau semakin menurun.

Membuat gambar kurva permintaan (demand)

Agar lebih mudah memahaminya, lihatlah contoh permintaan bakso berikut ini: Sebuah warung bakso menghasilkan data penjualan baksonya (permangkok) berbanding dengan harga baksonya (Rp).

Dimana, saat harga bakso Rp 10.000 penjualannya bisa mencapai 100 mangkok, harga Rp 12.000 penjualannya bisa mencapai 80 mangkok, harga Rp 14.000 penjualannya bisa mencapai 60 mangkok, harga Rp 16.000 penjualannya mencapai 40 mangkok dan ketika harganya Rp 18.000 penjualannya hanya 20 mangkok saja.

Nah dari data di atas, jika kita buatkan kurva permintaanya dimana harga bakso (Rp) di sumbu-y sedangkan jumlah bakso (permangkok) ada di sumbu-x, maka menjadi seperti di bawah ini.

Rumus Fungsi Permintaan (Demand function)

Fungsi permintaan merupakan persamaan (rumus) yang menghubungkan antara jumlah barang dan jasa yang dibeli dalam waktu tertentu dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jika kita tulis secara matematis akan seperti berikut.

D_X = f (P_X, P_C, P_S, Y, T, N, E)

Keterangan:

D_X = Fungsi Permintaan barang X

P_X = Harga barang X

P_C = Harga barang komplementer

P_S = Harga barang substitusi

Y = Pendapatan masyarakat

T = Selera

N = Jumlah penduduk

E = Ekspektasi/Perkiraan

Pada fungsi permintaan di atas, variabel yang ada di dalam tanda kurung (…) merupakan variabel bebas yang nilainya bisa diketahui. Variabel ini merupakan faktor yang dapat mempengaruhi jumlah permintaan barang.

Sedangkan jumlah barang yang diminta merupakan variabel terikat dimana besaran nilainya dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya.

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahwa hukum permintaan di atas hanya bisa berlaku ketika variabel selain harga barang (P_X) dianggap nilainya konstan atau tetap sehingga yang berubah hanyalah variabel harga barangnya saja.

Baca: variabel yang mempengaruhi permintaan barang

Sehingga secara sederhananya, persamaan di atas bisa kita tulis:

D_X = f (P_X)

dimana persamaan garis lurusnya,

f (P_X) = P

P = -m.Q + c

atau bisa ditulis menjadi,

P = c – mQ

Keterangan:

m = gradien atau kemiringan (dalam hal ini bernilai negatif)

c = konstanta

f (P_X) = P = harga barang

Q = jumlah barang

Adapun rumus fungsi permintaan jika diketahui dua titik (Q₁, P₁) dan (Q₂, P₂), maka fungsi permintaannya yaitu:

(P – P₁) / (P₂ – P₁) = (Q – Q₁) / (Q₂ – Q₁)

Keterangan:

P₁ = Harga barang di titik 1

P₂ = Harga barang di titik 2

Q₁ = jumlah barang di titik 1

Q₂ = jumlah barang di titik 2

Contoh Soal Fungsi Permintaan

Ada sebuah warung bakso yang jika harganya Rp 10.000 berhasil menjual sebanyak 100 mangkok. Namun jika baksonya dijual dengan harga Rp 18.000, hanya mampu terjual sebanyak 20 mangkok. Tentukanlah fungsi permintaan!

Jawab:

Diketahui:

P₁ = 10.000

P₂ = 18.000

Q₁ = 100

Q₂ = 20

Ditanya: Fungsi permintaannya =…… ?

(P – P₁) / (P₂ – P₁) = (Q – Q₁) / (Q₂ – Q₁)

(P-10.000) / (18.000-10.000) = (Q-100) / (20-100)

(P-10.000) / (8.000) = (Q-100) / (-80)

-80 (P-10.000) =8.000 (Q-100)

-80 P + 800.000 = 8.000 Q – 800.000

-80 P = 8.000 Q – 1.600.000

– P = 100 Q – 20.000

P = 20.000 – 100 Q

Jadi fungsi permintaannya adalah P = 20.000 – 100 Q

Nah, dengan persamaan fungsi permintaan ini, maka seorang pedagang bakso bisa memprediksi berapa banyak bakso yang akan terjual pada harga tertentu.