Sistem Ekskresi Pada Ikan Air Tawar dan Air Laut – Ikan merupakan jenis hewan yang masuk ke dalam golongan hewan vertebrata. Sama seperti hewan vertebrata yang lainnya, ikan memiliki alat ekskresi utama yaitu ginjal.
Ginjal yang terdapat pada ikan selain sebagai alat ekskresi juga memiliki fungsi sebagai osmoregulator, yaitu berupa organ untuk memelihara keseimbangan garam dalam tubuh ikan.
Selain ginjal, ikan memiliki alat ekskresi lainnya yaitu insang, kulit, serta anus. Ikan dapat dibedakan menjadi dua, ini didasarkan pada tempat hidupnya yaitu ikan air laut dan ikan air tawar. Karena perbedaan tempat ini juga berpengaruh pada sistem ekskresi dan osmoregulasinya.
Baca juga: Bagian-bagian ginjal dan struktur ginjal manusia
Sistem Ekskresi Pada Ikan Air Tawar dan Ikan Air Laut
A. Sistem Ekskresi Pada Ikan Air Tawar
Ikan air tawar memiliki cairan tubuh dengan konsentrasi lebih rendah dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya. Dapat dikatakan juga bahwa darah ikan air tawar memiliki sifat hipertonis terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini menyebabkan air akan terus menerus masuk ke dalam tubuh ikan melalui kulit serta sebagian besar melalui membran insang dengan cara difusi.
Untuk menjaga konsentrasi tubuh, ikan air tawar juga harus secara terus menerus mengekresiakan kelebihan air yang diserap dengan cara menghasilkan urine yang banyak dan encer. Sehingga ikan air tawar harus mengeluarkan sejumlah besar air dari darah dengan cara meningkatkan laju filtrasi air ke dalam tubulus ginjal.
Hal demikian terjadi karena ikan air tawar memiliki ginjal yang memiliki banyak badan malphigi dengan ukuran yang besar serta mengandung banyak glomeruli yang besar juga. Urine yang dihasilkan oleh ikan air tawar ini mengandung senyawa nitrogen, yaitu amonia, dalam konsentrasi yang sangat rendah.
Urine yang keluar dengan jumlah yang banyak dapat menyebabkan hilangnya sejumlah besar garam serta bahan-bahan terlarut lainnya. Garam-garam tersebut seperti beberapa ion natrium dan klorida juga akan hilang melalui membran insang dengan cara difusi. Beberapa garam yang hilang tersebut akan digantikan oleh ion-ion yang terkandung di dalam makanan.
Tetapi, pada umumnya garam-garam yang digantikan tersebut dilakukan oleh sel-sel sekretoris klorida di insang dengan cara mempertukarkan ion-ion melawan perbedaan konsentrasi dengan menggunakan energi dari hasil respirasi.
B. Sistem Ekskresi Pada Ikan Air Laut
Ikan air laut memiliki tubuh yang hipotonis terhadap lingkungan sekitarnya. Itu artinya darah ikan air laut memiliki konsentrasi air yang lebih tinggi dibandingkan air laut di sekelilingnya. Hal ini akan menyebabkan tubuh ikan laut kehilangan air secara osmosis melalui seluruh permukaan tubuhnya. Untuk mencegah dehidrasi, tubuh ikan harus menurunkan laju filtrasi air ke dalam tubulus ginjal.
Hal tersebut dikarenakan kebanyakan ikan laut memiliki ginjal yang kecil dengan glomeruli yang juga kecil. Sehingga urine yang dihasilkan memiliki jumlah yang sedikit dan memiliki konsentrasi tinggi atau pekat. Hasil ekskresi yang terbentuk adalah berupa urea serta trimetilamin oksida.
Ikan laut yang memiliki tulang rawan seperti ikan hiu dan ikan pari memiliki osmoregulasi yang berbeda. Urine yang berada di dalam tubuh ikan hiu diserap kembali oleh tubuh dan masuk ke dalam aliran darah, ini bertujuan untuk mempertahankan kensentrasi cairan tubuhnya. Tingginya konsentrasi urea menjadikan cairan di dalam tubuh hiu bersifat hipertonis dibandingkan lingkungannya.
Baca juga: Sistem eksresi pada manusia
Karena hal tersebut, mengakibatkan air masuk ke tubuh hiu secara osmosis. Selanjutnya, air keluar sebagai urine hipotonis yang dibentuk dalam ginjal hiu yang memiliki glomeruli besar. Untuk ion natrium dan ion klorida diekskresikan keluar tubuh hiu oleh kelenjar pengekresi garam melalui anus.
Nah, bila ada pertanyaan terkait Sistem Ekskresi Pada Ikan Air Tawar dan Air Laut bisa ditulis di bawah ini.
Daftar Pustaka
Pujianto Sri. (2014). Menjelajah Dunia Biologi. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.