Konsep-Konsep Realitas Sosial Dalam Sosiologi – Manusia dalam kehidupan memiliki keterbatasan kemampuan untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu tanpa sadar manusia kemudian akan menjalin interaksi dengan manusia yang lain sehingga terbentuklah suatu kesatuan misalnya kekeluargaan, masyarakat dan sebagainya. Di dalam hubungan sosial ini kemudian akan terwujud berbagai macam fenomena sosial misalnya interaksi sosial, kebudayaan, norma sosial, status sosial, peran sosial dan perubahan sosial. Nah, semua hal yang terwujud dari hubungan sosial itu dinamakan sebagai realitas sosial.
Jadi, apa yang dinamakan realitas sosial dalam sosiologi?
Realitas sosial merupakan kenyataan yang dapat kita lihat sebagai bentuk dari adanya hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Sosiologi dalam perkembangannya mampu menghasilkan pemikir yang senantiasa kritis terhadap realitas sosial. Kekritisan ini dituangkan dalam bentuk analisis dan evaluasi terhadap permasalahan yang timbul dalam realitas sosial, misalnya seorang sosiolog yang mengkaji tentang terjadinya kemiskinan di suatu tempat kemudian mampu untuk menemukan analisis yang tepat serta langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi kemiskinan tersebut.
Untuk dapat menemukan analisis yang tepat dalam mengkaji realitas sosial, sosiologi tidak memandang sebuah kejadian hanya berdasarkan yang nampak saja melainkan sampai ke bagian fakta-fakta yang tersembunyi di balik fenomena sosial. Misalnya pada kasus kemiskinan. Nah, pada kasus ini tentu saja dipengaruhi oleh berbagai aspek misalnya aspek gaya hidup, standar hidup, norma sosial, keadaan lingkungan, kebudayaan dan sebagainya. Mengapa? karena kemiskinan bisa saja terjadi justru pada daerah yang kaya akan sumber daya alam atau kalau dalam skala keluarga, bisa saja kemiskinan itu terjadi pada seseorang yang berpenghasilan tinggi. Daerah yang kaya sumber daya alam, bila masyarakatnya tidak kreatif, malas bekerja, tidak memiliki etos kerja yang tinggi, maka kesejahteraan hidup tidak bisa tercapai. Dan bisa terjadi sebaliknya, daerah yang miskin sumber daya alam, bila masyarakatnya memiliki semangat etos kerja yang tinggi, memiliki kreativitas, maka mereka bisa menemukan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada sehingga kesejahteraan hidup bisa diraih.
Setiap ilmu pengetahuan memiliki konsep untuk mempelajari objek kajian yang dikaji oleh ilmu pengetahuan tersebut, misalnya dalam ilmu pengetahuan matematika, kita mengenal berbagai istilah seperti algoritma, kalkulus difenesial, integral, matrix dan sebagainya. Nah, begitu juga dalam ilmu sosiologi. Konsep yang ada dalam sosiologi secara umum dinamakan sebagai konsep realitas sosial.
Apa sajakah bentuk konsep realitas sosial dalam sosiologi itu?
1. Konsep Keluarga
Keluarga berasal dari dua kata yakni kawula dan warga. Kawula berarti mengabdi dan warga berarti anggota. Keluarga bisa diartikan sebagai satuan sosial terkecil yang terikat berdasarkan pengabdian, ikatan darah, ikatan perkawinan, adopsi dan kasih sayang. Adapun yang termasuk anggota keluarga antara lain suami, istri dan anak-anak. Nah, anggota keluarga tersebut saling berinteraksi sesuai peranannya masing-masing sehingga mampu menghasilkan sebuah budaya baru atau melestarikan budaya.
Paul B. Horton dan Chester L Hunt (1996) menjelaskan tentang beberapa fungsi keluarga yakni sebagai fungsi pengaturan seksual antara suami-istri, fungsi reproduksi dimana seorang suami-istri dapat memiliki keturunan, fungsi sosialisasi akan nilai dan norma sosial terutama pada anak, fungsi afeksi yang saling memenuhi kebutuhan kasih sayang kepada sesama anggota keluarga, fungsi penentuan status anak yang lahir di dalam sebuah keluarga, memberi perlindungan fisik, ekonomis, psikologis serta menciptakan keamanan bagi anggotanya.
2. Konsep Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu hal yang dikaji dalam ilmu pengetahuan sosiologi namun dalam sosiologi sendiri, istilah masyarakat mendapat penafsiran yang beragam di antara para ahli, diantaranya:
a. Koentjaraningrat (1985) menjelaskan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang melakukan interaksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu dimana memiliki sifat kontinu serta terikat oleh rasa identitas bersama.
b. Ralph Linton seperti yang dikutip oleh Soerjono Soekanto (1989) menafsirkan bahwa masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya sebagai sebuah kesatuan dengan batas-batas tertentu.
c. Paul B. Horton berpendapat bahwa masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang secara relatif hidup mandiri bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu, berkebudayaan yang sama serta melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.
Nah, dari pendapat tiga ahli di atas, ada beberapa unsur pokok dalam masyarakat yang bisa kita ambil yaitu:
- Harus ada kelompok atau manusia yang hidup bersama,
- Adanya pergaulan yang sudah terjalin dalam waktu yang lama,
- Adanya aturan yang mengatur kelompok tersebut,
- Adanya kesadaran di kelompok tersebut bahwa mereka merupakan satu kesatuan,
- Terciptanya sebuah kebudayaan,
- Mendiami wilayah tertentu.
3. Organisasi Sosial atau Kelompok Sosial atau Asosiasi
Kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang dilandasi oleh adanya kesamaan kepentingan. Kesamaan kepentingan dalam hal ini misalnya kesamaan ideologi, kesaaman hobi, kesamaan dalam tujuan ekonomi dan sebagainya. Banyak aktivitas sosial yang terjadi di sebuah organisasi sosial atau kelompok sosial. Di dalamnya terdapat perilaku yang saling terkait, lebih tertata, terorganisasi dan kerja sama yang baik antara individu sesuai dengan peranan masing-masing untuk mencapai sebuah tujuan tertentu atau kepentingan tertentu. Jadi disebuah organisasi sosial ini terdapat unsur-unsur pokok seperti kelompok, peranan, lembaga sosial dan kelas sosial.
Perkumpulan dan kelompok memiliki makna yang berbeda. Koentjaraningrat (1985) menjelaskan bahwa istilah perkumpulan sama dengan asosiasi dimana dasar organisasinya yaitu organisasi buatan. Sedangkan istilah kelompok samakna dengan grup dimana dasar organisasinya yaitu adat atau tradisi. Namun dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mencampuradukan makna sehingga tak jarang menuai kekacauan istilah.
4. Komunitas Sosial
Komunitas merupakan kesatuan sosial yang didasari oleh lokalitas. Hal inilah yang menyebabkan sebuah komunitas memiliki hubungan yang sangat erat antar anggotanya akibat dari adanya kesatuan tempat tinggal. Mengapa? karena adanya kesatuan tempat tinggal menyebabkan intensitas interaksi antar anggotanya lebih banyak daripada orang lain yang ada di luar komunitas atau di luar dari wilayah komunitas tersebut sehingga rasa solidaritas akan muncul dengan sendirinya. Selain didasari oleh adanya kesatuan tempat dan rasa solidaritas yang tinggi, sebuah komunitas sosial juga dibangun oleh faktor rasa saling membutuhkan dan kepercayaan bahwa tempat dimana mereka tinggal dapat memberikan kehidupan bagi penghuninya. Nah, perasaan seperti ini dinamakan sebagai sentimen komunitas atau community sentiment. Adapun unsur-unsur dari sentimen komunitas yakni unsur seperasaan, unsur sepenanggungan dan unsur saling memerlukan.
5. Suku Bangsa
Suku bangsa merupakan kesatuan sosial yang didasari adanya kesadaran akan kesatuan asal-usul dan budaya. Kesadaran itu tumbuh salah satunya disebabkan oleh adanya kesatuan bahasa. Bahasa merupakan unsur penting dalam interaksi sosial sehingga mampu menghimpun kelompok-kelompok yang tersebar menjadi terkumpul. Misalnya, kita bisa menjalin hubungan yang lebih dekat dengan orang asing lantaran mampu berkomunikasi dengan baik. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam suku dengan bahasa yang berbeda namun bisa disatukan dengan bahasa Indonesia. Itulah makanya bahasa Indonesia dinamakan juga sebagai bahasa persatuan.
Apa sajakah bentuk realitas sosial di masyarakat?
Soerjono Soekanto (1982) menerangkan bahwa dalam suatu masyarakat akan tersusun oleh tujuh realitas sosial, yakni sebagai berikut:
a. Interaksi Sosial
b. Kebudayaan
c. Nilai dan Norma Sosial dalam Proses Sosialisasi
d. Stratifikasi Sosial
e. Status dan Peran Sosial
f. Perubahan Sosial
[color-box]Dwi Laning, Vina. 2009. Sosiologi untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: PT. Cempaka Putih.
Suhardi dan Sri Sunarti. 2009. Sosiologi 1. Solo: CV. Graha Multi Grafika.
Sri, Sukardi Joko. 2009. Sosiologi : Kelas X untuk SMA / MA. Klaten: CV. Intan Pariwara.
Waluya, Bagja. 2009. Sosiologi 1 Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.[/color-box]