Selain memiliki kelebihan, sumber energi terbarukan juga memiliki kekurangan yang harus bisa diminimalisir sebelum ditetapkannya sebagai tumpuan utama sebagai sumber energi, pengganti dari sumber energi konvesional yang berasal dari fosil.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa saat ini kita masih sangat tergantung dengan sumber energi yang tidak bisa diperbarui dan memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.
Untuk itu banyak negara sedang gencar untuk beralih menggunakan energi hijau yang lebih ramah lingkungan serta dapat diperbarui namun hal ini faktanya tidak semudah membalikkan telapak tangan karena adanya beberapa kendala dalam penggunaan energi terbarukan.
Kekurangan energi terbarukan
Berikut termasuk kekurangan dari penggunaan energi terbarukan adalah
1. Membutuhkan biaya investasi yang sangat besar
Sumber energi baru terbarukan dalam pengelolaannya dibutuhkan biaya investasi yang sangat besar. Kita misalkan saja energi listrik yang dihasilkan dari sinar matahari atau PLTS.
Menurut kalkulator kebutuhan panel surya, dibutuhkan biaya sekitar Rp 28,5 juta untuk memasang PLTS skala rumah tangga berdaya listrik 1200 VA dimana perkiraan penghematan pembayaran listriknya sebesar Rp 2 juta. Apakah biaya sebesar Rp 28,5 juta ini terjangkau buat masyarakat?.
Selain itu kemampuan panel surya dalam merubah energi kalor ke energi listrik serta kemampuan baterai dalam menyimpan energi listrik yang telah dihasilkan akan terus menurun seiring usia penggunaannya. Ini artinya nilai efisiensinya akan mengalami penurunan.
Belum lagi jika kita berbicara terkait limbah dari setiap komponen PLTS yang telah usang dan rusak, apakah komponen tersebut bisa didaur ulang?. Jika tidak bisa didaur ulang, limbahnya mau dibuang kemana?. Ini merupakan salah satu kekurangan energi terbarukan PLTS yang perlu dilakukan kajian dan penelitian lebih lanjut.
2. Pasokan sumber daya energinya sangat dipengaruhi oleh cuaca
Kekurangan dari penggunaan energi terbarukan yang kedua yakni terkait sumber daya energinya yang sangat dipengaruhi oleh cuaca. Tentu kita bisa menilai sendiri, bahwa energi yang dihasilkan oleh PLTS perharinya dikala cuaca cerah dan dikala cuaca sedang mendung pastilah berbeda.
Contoh lainnya lagi misalnya sumber energi yang berasal dari angin atau tenaga bayu, jika anginnya kencang tentunya akan menghasilkan banyak energi listrik daripada ketika sedang tidak ada angin. Hal ini disebabkan semakin besar hembusan anginnya, maka semakin kecang pula putaran kincir anginnya.
3. Belum mencapai efisiensi yang diharapkan
Secara teknologi, pemanfaatan energi baru terbarukan saat ini masih merupakan hal yang baru dan teknologinya masih perlu terus dilakukan pengembangan guna meningkatkan nilai efisiensinya.
Contoh paling mudahnya yakni panel surya atau solar panel dimana rata-rata nilai efisiensinya dalam merubah energi kalor matahari ke energi listrik hanya sekitar 8-18% saja.
4. Volume pasokan energi terbarukan masih kalah dengan energi konvensional
Batubara merupakan sumber energi yang paling murah dan melimpah sehingga banyak digunakan oleh berbagai negara. Hanya dengan melakukan penambangan sederhana, kita sudah bisa mendapatkan batubara.
Untuk menghasilkan energi listrik, penglahannya tidak perlu proses yang rumit. Batubara hanya perlu dibakar untuk mendidihkan air dimana uap air yang bertekanan tinggi ini disalurkan melalui pipa-pipa yang kemudian dapat memutar turbin yang pada akhirnya akan menghasilkan listrik.
5. Teknologinya masih baru dan dalam tahap pengembangan
Secara teknis, proses pengolahan energi terbarukan masih perlu waktu untuk dilakukan pengembangan karena ini menyangkut banyaknya teknologi-teknologi modern yang digunakan.
Nah, dengan kondisi yang masih seperti ini tentunya akan menimbulkan persoalan sosial yang baru terutama bagi kalangan industri apabila penggunaan energi baru dipaksakan untuk diterapkan.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa kalangan industrilah konsumen terbesar listrik. Tentu kapasitas energi listrik suatu daerah harus bisa memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga.
6. Membutuhkan tempat penyimpanan energi yang besar
Energi listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan tidak bisa dikontrol dengan mudah karena masih dipengaruhi oleh cuaca.
Oleh sebab itu dibutuhkan tempat penyimpanan energi dengan skala besar untuk menampung energi listrik saat terjadi kelebihan energi. Kemudian energi yang telah disimpan ini dapat dikeluarkan pada saat terjadi krisis energi.