Pada halaman ini kita akan belajar tentang cara reproduksi jamur secara ringkas dengan bahasa yang mudah dipahami.
Kita pahami bahwa jamur dapat berkembang biak secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).
Cara Perkembangbiakan Jamur
Perkembangbiakan jamur secara seksual dilakukan dengan cara peleburan inti sel (nukleus) dari dua sel induknya melalui kontak gametangium (alat perkembangbiakan) dan konjugasi (transfer bahan genetik antar dua individu). Adanya kontak gametangium akan menimbulkan singami yaitu penyatuan sel dari dua individu yang berbeda.
Baca juga: Macam-macam atau jenis-jenis jamur
Nah, singami terjadi dalam tiga tahap yakni plasmogami (peleburan sitoplasma), kariogami (peleburan inti) dan meiosis (pembelahan sel). Pada tahap plasmogami (peleburan sitoplasma) akan terjadi penyatuan antara dua protoplas sehingga membentuk satu sel yang mengandung atau terdapat dua inti dimana intinya tidak saling melebur (dikarion).
Baca juga: Ciri Fisiologi Jamur
Dalam waktu tertentu akan terjadi pembelahan inti bersama-sama yang kemudian inti sel akan melebur sehingga membentuk sel diploid , tahap ini dinamakan sebagai tahap kariogami.
Setelah itu akan terjadi pembelahan sel dan pengurangan jumlah kromosom (pembawa informasi genetis kepada keturunannya) kemudian akan menjadi haploid kembali, nah pada tahap ini dinamakan sebagai tahap meiosis.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan cara pembelahan sel (fragmentasi) dan pembentukan spora (satu atau beberapa sel yang dibungkus oleh sebuah lapisan pelindung). Fungsi spora yaitu sebagai penyebaran spesies dalam jumlah besar dengan memanfaatkan angin atau air sebagai medium penyebaran.
Spora Jamur
Nah, berbicara tentang spora, pada jamur dapat dibedakan menjadi dua macam yakni spora seksual dan spora aseksual. Spora seksual membelahnya secara meiosis sedangkan spora aseksual membelah dengan cara mitosis. Beberapa tipe spora seksual yakni askospora, , zigospora, basidiospora dan oospora.
Baca juga: Ciri morfologi jamur
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel di bawah ini.
Sedangkan spora aseksual antara lain konidiospora, sporangiospora, oidium (artrospora), klamidospora dan blatospora.
- Spora konidia atau konidiospora merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa. Ukurannya, ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium, ada juga konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokonidium.
- Sporangiospora merupakan spora bersel satu yang terbentuk di dalam kantung yang disebut sporangium, yang terdapat pada ujung hifa khusus. Sporangiospora dapat dibagi menjadi dua yaitu aplanospora (tidak bergerak) dan zoospora (dapat bergerak karena mempunyai flagela).
- Oidium (artrospora) yaitu spora bersel tunggal yang terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
- Klamidospora yaitu spora bersel satu, berdinding tebal dan sangat resisten terhadap keadaan yang buruk atau dengan kata lain terbentuk apabila lingkungan tidak menguntungkan. Spora ini terbentuk dari sel-sel hifa somatik.
- Blastospora merupakan tunas/kuncup pada sel-sel khamir. Spora jenis ini ditemukan pada ragi.
Daftar Pustaka
Kistinah, Indun dkk.2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X.Surakarta:CV. Putra Nugraha.
Situs: artikel-ipa.blogspot.com, diakses tanggal 22 Maei 2014.
Sulistyorini, Ari.2009.Biologi 1 : Untuk Sekolah menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X.Jakarta:PT. Balai Pustaka.