Perkembangan Agama Hindu di India

Benares
Gambar. Kota Benares merupakan kota suci umat Hindu di India (Sumber: bugbog.com)
Kota Benares merupakan kota suci umat Hindu di India
Gambar. Kota Benares merupakan kota suci umat Hindu di India (Sumber: bugbog.com)

Perkembangan agama Hindu di India bermula dari kedatangan bangsa Arya ke India sejak 1500 SM melalui Celah Kaiber di Afghanistan yang kemudian menetap di Aryawarta yakni daerah yang berada di Lembah Indus, Lembah Gangga dan Lembah Yamuna di Dataran Tinggi Dekhan. Pada saat itu bangsa Arya mampu mengalahkan penduduk asli India (ras Dravida) kemudian kedua bangsa tersebut hidup bersama sehingga terjadi percampuran budaya sehingga terbentuklah peradaban Hinduisme.

Agama Hindu merupakan agama yang menyembah banyak dewa dimana setiap dewa melambangkan kekuatan alam. Beberapa dewa yang terkenal adalah Trimurti (Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa pemelihara), Syiwa(dewa perusak)), Pertiwi (dewi bumi), Surya (dewa matahari), Bayu (dewa angin), Baruna (dewa laut) dan Agni (dewa api).

Kitab suci agama Hindu adalah kitab Weda yang terdiri dari empat bagian yaitu:

a. Rigweda, berisi tentang syair pujian terhadap para dewa.
b. Samaweda, berisi tentang syair dan nyanyian suci dalam upacara.
c. Yajurweda, berisi tentang doa-doa pengantar sesaji dalam upacara.
d. Atharwaweda, berisi tentang mantra untuk menyembuhkan orang sakit, jampi-jampi untuk sihir serta ilmu gaib mengusir penyakit dan para musuh.

Selain kitab Weda, agama Hindu juga memiliki empat kitab lainnya yang mengandung ajaran-ajaran Avatar yang merupakan inkarnasi dewa yakni kitab Brahmana, kitab Upanishad, kitab Mahabharata, kitab Baghawad Gita dan kitab Ramayana.

a. Kitab Brahmana berisi tentang penafsiran ajaran keagamaan yang terkandung dalam Weda.

b. Kitab Upanishad berisi tentang pembahasan terkait Brahmana, kejadian alam semesta, serta Atman (jiwa) dan cara kembalinya Atman kepada Brahman Sang Mahakuasa.

c. Kitab Mahabharata ditulis oleh Begawan Wiyasa yang berisikan tentang peperangan antar keluarga Bharata (Pandawa dan Kurawa) di Padang Kurusetra.

d. Kitab Baghawad Gita merupakan bagian dari himpunan Mahabharata yang diartikan sebagai nyanyian dewa. Kitab ini berisi tentang nasihat-nasihat Krisna kepada Arjuna di Kurusetra pada saat terjadi Perang Bharatayuda.

e. Kitab Ramayana ditulis oleh Mpu Walmiki yang berisi tentang kisah cinta Rama dan Shinta.

Di India sendiri, pemahaman tentang Trimurti dipasangkan dengan Trisakti yakni meliputi:

a. Saraswati merupakan permaisuri Brahma yang melambangkan dewi kebijaksanaan dan pengetahuan,

b. Laksmi merupakan permaisuri Wisnu yang melambangkan dewi kecantikan dan kebahagiaan,

c. Parwati merupakan permaisuri Syiwa yang melambangkan dewi keberanian dan kegarangan (durga).

Untuk mencapai nirwana, umat Hindu dapat melakukan tiga amalan,

a. Wajib menjalankan Dharma yaitu dengan memenuhi kewajiban sebagai manusia, Artha yaitu menjalankan pekerjaan sebagaimana mestinya dan Karma yaitu tidak berlebihan dalam merasakan kenikmatan duniawi.

b. Bagi golongan Triwangsa (brahmana, ksatria, waisya), mereka wajib membaca kitab suci Weda.

c. Melaksanakan upacara kurban. Disini ada dua macam yaitu upacara kurban besar seperti upacara penyambutan musim, penobatan raja dll. Sedangkan kurban kecil misalnya sembahyang sehari-hari, upacara kelahiran anak.

Selain itu, ajaran agama Hindu juga mengenal dua macam kurban lainnya yakni kurban Soma dan kurban Asra Medha. Kurban Soma merupakan upacara kebaktian yang dipandang paling suci di dalam kiab Weda dengan simbolis sebuah minuman yang dapat memberi sifat kedewaan. Sedangkan Kurban Asra Medha merupakan kurban kuda.

Upacara-upara kebaktian dilakukan oleh pejabat agama antara lain;

a. Brahmana (pendeta) yang menjabat sebagai kepala upacara,
b. Hotri yang melagukan nyanyian keagamaan,
c. Udgatri yang menabuh bunyi-bunyian dengan nada tertentu,
d. Adhyarya yang menyiapkan tempat pemujaan dan tempat kurban serta persiapan lainnya sambil membacakan mantra.

Di India terdapat tempat-tempat suci antara lain Benares yang merupakan kota dewa dan sungai gangga. Agama hindu ini kemudian mengalami kemunduran sekitar abad ke-6 SM. Ini disebabkan karena beberapa faktor yakni:

a. Kaum brahmana dinilai suka memonopoli agama untuk kepentingan pribadi,
b. Lahirnya agama Budha yang dinilai lebih demokratis,
c. Agama budha dinilai lebih terbuka dengan tidak membeda-bedakan manusia.

Bangsa Arya pada saat itu melakukan pembentukan kasta yakni penggolongan-penggolongan manusia berdasarkan pangkat.

a. Brahmana (perlambang mulut) yakni golongan pendeta yang dihormati sebagai penasihat raja,
b. Ksatria (perlambang tangan) yakni golongan ningrat atau bangsawan dan prajurit yang menjalankan pemerintahan,
c. Waisya (perlambang paha) yakni golongan pengusaha, pedagang dan petani,
d. Sudra (perlambang kaki) yakni terdiri atas orang-orang Dravida dalam masyarakat.

Daftar Isi:

Wardaya.2009.Cakrawala Sejarah 2 : untuk SMA / MA Kelas XI (Program Bahasa).Solo:PT. Widya Duta Grafika.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *