Pernahkah kalian mendengar paragraf deduktif dan induktif beserta contohnya ? Tentu kalian pernah mendengar jenis paragraf ini dong, ya.
Paragraf deduktif merupakan salah satu paragraf yang penggunaannya cukup marak digunakan dalam berbagai jenis teks. Baik teks berita, prosedur, eksplanasi, maupun berbagai jenis teks lainnya.
Pengertian Paragraf Deduktif dan Induktif
Paragraf deduktif sering disebut dengan paragraf awalan. Paragraf ini letak kalimat utamanya berada di awal kalimat. Sehingga kita bisa ambil pengertian bahwa paragraf deduktif merupakan salah satu jenis paragraf berdasarkan struktur kalimat yang letak kalimat utamanya berada di awal kalimat.
Contoh Paragraf Deduktif dan Induktif
Contoh: “Polisi menangkap bandar narkoba di Bantul. Pelaku bandar narkoba diketahui merupakan seorang residivis. Ia beberapa kali masuk penjara, namun setelah ke luar dari penjara ia menjajakan barang haramnya kembali”.
Analisis: contoh paragraf yang telah diuraikan di atas adalah paragraf deduktif. Contoh tersebut termasuk paragraf deduktif sebab letak ide pokok atau kalimat utamanya berada di awal kalimat. Jika ditanya mana yang termasuk kalimat utama tentu jawabannya ada pada bagian “Polisi menangkap bandar narkoba di Bantul”. Sementara untuk kalimat berikutnya merupakan sebuah kalimat penjelas.
Baca juga: Paragraf Persuasif : Pengertian, Jenis, Ciri dan Contohnya
Kalimat penjelas sifatnya permisif. Dalam artian, tanpa adanya kalimat penjelas itu sudah bisa mewakili maksud yang ingin disampaikan. Maksud pesannya apa? Maksud pesannya tentu saja berkaitan dengan berita tertangkapnya bandar narkoba di Bantul.
Lalu, bagaimana dengan paragraf induktif? Paragraf induktif kerap kali disebut sebagai paragraf akhiran. Letak kalimat utama atau ide pokok biasannya terletak di akhir kalimat. Sedangkan pada kalimat utama, berisi tentang penjelas. Lebih lanjutnya seperti apa, lihatlah contoh berikut ini.
Contoh: “Jeruk bisa mengobati jerawat, bibir pecah-pecah, sariawan, panas dalam, dan mampu menghaluskan kulit. Sedangkan pada bagian kulitnya, bisa digunakan untuk keperluan masker. Buah jeruk sangat bermanfaat.”
Analisis: paragraf di atas termasuk ke dalam paragraf induktif. Lha, kenapa, disebut paragraf induktif? Sebab paragraf ini letak kalimat utamanya berada di akhir kalimat. Bagian yang termasuk kalimat utama yaitu pada uraian “Buah jeruk sangat bermanfaat”.
Sedangkan kalimat berupa penjelas terletak di atasnya kalimat utama.
Jadi melihat pengertian antara paragraf induktif dan deduktif. Kita bisa menyimpulkan jika paragraf deduktif dan induktif saling bertolak belakang satu sama lain. Bagian yang lain dari kedua paragraf tersebut masih ada lagi. Yaitu paragraf campuran.
Pada paragraf campuran, letak kalimat utamanya berada di tengah-tengah kalimat. Tapi untuk kasus yang semacam ini sangat jarang sekali terjadi. Paling sering muncul dalam sebuah tulisan-tulisan berita jika tidak deduktif pastilah induktif.
Baca juga: Paragraf persuasi
Bagaimana Membuat Paragraf Deduktif dan Induktif yang Baik?
Ingin membuat paragraf deduktif dan induktif? Ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi untuk membuat paragraf tersebut.
Pertama, ketentuan pertama. Paragraf deduktif dan induktif terdiri minimal terdiri dari tiga titik dan tiga larik kalimat. Pada paragraf deduktif, letak kalimat utamanya berada di awal kalimat. Sedangkan pada paragraf induktif, letak kalimat utamanya berada di akhir kalimat.
Kedua, baik paragraf induktif dan paragraf deduktif masing-masing harus mempunyai kalimat penjelas, ide pokok atau kalimat utama. Tidak boleh hanya berupa kalimat penjelas saja, atau hanya berupa kalimat ide pokok saja.
Baca juga: Paragraf Argumentasi
Dari uraian di atas, kalian sudah paham kan, apa itu paragraf deduktif dan induktif beserta contohnya ? Jika sudah paham, ayo saatnya latihan membuat paragraf deduktif dan induktif dengan memperhatikan beberapa kaidah yang sudah disampaikan di atas.