Macam-Macam Gangguan Menstruasi

Macam-Macam Gangguan Menstruasi
Macam-Macam Gangguan Menstruasi

Macam-Macam Gangguan Menstruasi – Menstruasi yang rutin dialami oleh wanita setiap bulan, terkadang mengalami masalah. Memang sih, nggak semua wanita memiliki siklus mentruasi yang sama.

Selain itu, keluhan dari gejala menstruasi (PMS) yang dialami, banyaknya darah yang keluar, dan lamanya menstruasi pun nggak sama. Namun, masalah-masalah ini timbul jika siklus menstruasi nggak normal seperti biasanya.

Sebagai contoh, darah mens yang keluar terlalu banyak atau terlalu sedikit daripada biasanya. Bisa juga masalah ini karena rasa sakit atau nyeri berlebihan saat haid. Atau bahkan bisa pula kita nggak mengalami menstruasi selama beberapa bulan padahal biasanya rutin mengalami haid setiap bulan.

Sebagai wanita, kita harus mengetahui masalah-masalah terkait menstruasi. Sebab, jika kita tahu ada yang nggak beres pada diri kita, kita bisa segera memeriksakannya ke dokter. Bisa jadi masalah-masalah tersebut justru mendeteksi adanya gangguan kesehatan tertentu. Dengan memeriksakan ke dokter, kita akan tahu cara menanganinya secara tepat, bukan?

Baca juga: Gejala menstruasi pada wanita

Nah, kira-kira apa saja ya macam-macam gangguan menstruasi itu?

Macam-Macam Gangguan Menstruasi

Macam-Macam Gangguan Menstruasi Pada Wanita

1. PMS (Premenstrual Syndrome)

Sebenarnya PMS ini bukan termasuk masalah, karena meski mengganggu kenyamanan kita, PMS ini normal. Pada tiap wanita, PMS yang dialami juga bisa berbeda-beda. Untuk mengetahui lebih dalam tentang PMS, bisa disimak di artikel sebelumnya.

2. Menorrhagia (darah keluar secara berlebihan)

Salah satu masalah dalam menstruasi yang sering dialami adalah menorrhagia. Menorrhagia adalah kejadian di mana darah menstruasi yang keluar terlalu banyak dan berlebihan. Mungkin kita merasa darah menstruasi yang keluar saat hari awal-awal datang bulan memang lebih banyak dan deras, tapi menorrhagia ini lebih parah.

Bahkan periode waktu menstruasi dalam sekali siklus bisa lebih dari 7 hari. Padahal rata-rata waktu menstruasi wanita adalah 5 – 7 hari. Nggak jarang juga orang yang mengalami menorrhagia mengalami menstruasi sebanyak 2 kali dalam sebulan. Jika mengalami hal ini, maka aktivitas sehari-hari kita akan terganggu. Kita akan lebih sering mengganti pembalut atau tampon, nyeri di perut bagian bawah, hingga kelelahan.

Menorrhagia ini disebabkan oleh ketidakseimbangan kadar hormon testosteron dan esterogen. Jika hormon nggak seimbang, maka endometrium akan berkembang secara berlebihan dan membuat perdarahan lebih besar saat menstruasi. Namun, bisa jadi menorrhagia justru disebabkan oleh suatu gangguan atau penyakit tertentu. Misalnya adalah ovarium nggak berfungsi dengan baik, adanya tumor di kandung kemih, infeksi vagina, dan lain sebagainya.

Bisa juga disebabkan oleh perubahan aktivitas fisik atau diet yang drastis. Jika mengalami menorrhagia, lebih baik kita segera memeriksakan diri ke dokter supaya tahu penyebabnya secara jelas dan mendapat penanganan secara tepat.

3. Amenorrhea (tidak menstruasi berturut-turut selama beberapa bulan)

Amenorrhea adalah sebuah gejala di mana wanita nggak mengalami haid selama beberapa bulan berturut-turut. Wajar kalau kita nggak mengalami menstruasi saat kehamilan atau menopause. Namun jika selain kedua waktu tersebut, kita perlu waspada. Amonorrhea ini dibagi menjadi 2 jenis:

  • Amenorrhea primer, di mana seorang seorang perempuan belum pernah menstruasi hingga berumur 16 tahun atau lebih.
  • Amenorrhea sekunder, di mana seseorang nggak mengalami menstruasi hingga selama 3 – 6 bulan berturut-turut, bahkan lebih. Padahal sebelumnya ia rutin mengalami menstruasi. Amenorrhea sekunder inilah yang sering terjadi pada wanita.

Nah, amenorrhea ini bisa dilihat dari beberapa gejala yang dialami, yaitu sebagai berikut.

  • Berat badan mudah naik maupun turun;
  • Perubahan ukuran payudara, keluarnya air susu dari payudara (padahal bukan sedang masa menyusui), atau bisa juga payudara sulit tumbuh;
  • Tumbuhnya jerawat;
  • Rambut rontok;
  • Tumbuhnya rambut-rambut tipis pada wajah secara berlebihan;
  • Gangguan penglihatan; dan
  • Nyeri panggul.

Adapun penyebab amenorrhea juga berbeda-beda. Secara umum, terutama yang terjadi pada amenorrhea primer, ovarium sangat sedikit memproduksi hormon reproduksi wanita, yaitu esterogen dan progesteron. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal:

  • Kehamilan, menyusui, atau menopause (ini adalah penyebab yang alami)
  • Obesitas

Obesitas ini memengaruhi keseimbangan hormon seseorang, sehingga juga bisa berpengaruh ke amenorrhea. Pada orang obesitas, sel-sel lemak yang dimiliki akan lebih banyak bahkan seringkali berlebihan. Sel-sel lemak yang berlebihan ini dapat mengganggu proses ovulasi.

  • Gangguan makan (anoreksia, bulimia)

Gangguan pola makan ini tentu akan menyebabkan tubuh kita kekurangan berbagai zat gizi dan akan berpengaruh pada sistem hormonal.

  • Penurunan berat badan secara drastis

Penurunan berat badan secara drastis ini misalnya saat kita melakukan diet ekstrem terutama diet yang nggak sehat.

  • Melakukan aktivitas fisik yang berlebihan

Aktivitas fisik yang berlebihan juga mampu menganggu keseimbangan hormon kita terkait reproduksi.

  • Stres atau depresi

Sering nggak sih merasa kalau kita stres, siklus haid jadi makin nggak teratur? Nah, hal ini juga bisa memicu amenorrhea lho.

  • Mengonsumsi obat tertentu

Penggunaan obat untuk tujuan tertentu juga bisa mengganggu siklus menstruasi. Termasuk juga saat kita melakukan pengobatan seperti kemoterapi dan lain sebagainya.

  • Penggunaan kontrasepsi

Nggak perlu ditanya lagi deh, penggunaan kontrasepsi tentu akan berpengaruh terhadap siklus menstruasi kita.

  • PCOS (Polycystic ovary syndrome)

PCOS adalah suatu gangguan hormon yang terjadi pada wanita usia subur. Orang yang menderita PCOS akan mengalami menstruasi dan memiliki kadar hormon androgen (hormon maskulin) yang berlebihan. Hal ini bisa memicu terjadi amenorrhea.

Nah, jika mengalami amenorrhea, sebaiknya kita segera memeriksakan diri ke dokter. Namun jika belum pernah mengalaminya, lebih baik kita cegah sebelum terjadi.

Baca juga: Siklus menstruasi wanita

Cara mencegah terjadinya amenorrhea yaitu:

  • Mempertahankan berat badan normal;
  • Makan makanan bergizi seimbang dengan teratur;
  • Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik secara teratur;
  • Lebih mengelola stres dengan baik.

4. Dysmenorrhea (nyeri haid)

Ada lagi masalah yang sering mengganggu siklus menstruasi, yaitu dysmenorrhea atau disebut juga nyeri haid. Memang sih, rasa nyeri, kram, maupun ketidaknyamanan lain selama menstruasi itu normal. Namun jika rasa nyerinya berlebihan, tentu akan mengganggu kita dalam beraktivitas, bukan?

Nyeri haid atau dysmenorrhea ini terdiri dari 2 jenis, yaitu dysmenorrhea primer dan sekunder.

Dysmenorrhea primer

Dysmenorrhea primer biasanya terjadi pada orang yang mengalami nyeri sebelum dan selama menstruasi. Rasa nyeri ini diakibatkan oleh otot rahim yang berkontraksi dengan kuat. Biasanya rasa nyeri ini akan muncul di perut bagian bawah dan menjalar hingga ke punggung. Selain rasa nyeri, dysmenorrhea primer juga sering ditandai dengan gejala lain seperti mual, muntah, lemah, lesu, bahkan diare.

Dysmenorrhea sekunder

Dysmenorrhea sekunder ini adalah rasa nyeri saat menstruasi yang disebabkan adanya masalah pada organ reproduksi wanita. Nyeri ini biasanya terjadi dimulai pada awal siklus menstruasi dan bertahan lebih lama daripada nyeri pada umumnya. Nah, kalau dysmenorrhea sekunder ini biasanya nggak disertai dengan mual, muntah, lemas, atau diare.

Baca juga: Fungsi uterus

Jika kita mengalami nyeri haid yang berlebihan, maka harus segera memeriksakan diri ke dokter. Sebab bisa jadi rasa nyeri tersebut disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:

  • Endometriosis

Endometriosis merupakan kondisi medis di mana sel-sel dari sel rahim tumbuh di bagian lain tubuh seperti saluran tuba, ovarium, maupun jaringan yang melapisi panggul.

  • Fibroid di uterus

Fibroid ini merupakan tumor yang dapat menekan rahim dan menyebabkan rasa sakit yang nggak normal saat menstruasi.

  • Pelvic inflammatory disease (PID) atau penyakit radang panggul

PID merupakan penyakit infeksi rahim, saluran tuba, atau indung telur yang disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan peradangan pada organ reproduksi. Jadi ketika menstruasi, akan ada rasa nyeri yang parah.

  • Adenomiosis

Adenomiosis adalah kondisi di mana lapisan rahim tumbuh ke dinding otot rahim, sehingga menyebabkan peradangan dan rasa nyeri yang nggak normal.

  • Stenosis serviks

Stenosis serviks merupakan kondisi di mana serviks atau rahim sangat kecil dan sempit sehingga menyebabkan peningkatan tekanan di dalam rahim. Saat menstruasi, kita bisa mengalami rasa nyeri yang berlebihan.

Itulah beberapa masalah menstruasi yang perlu kita ketahui. Masalah-masalah tersebut nggak bisa disepelekan. Apalagi jika kita mengalami hal-hal yang nggak normal, yang nggak biasa kita alami pada siklus menstruasi biasanya.

Untuk itu, kita sebagai wanita wajib menjaga kesehatan organ dan menjaga kebersihannya. Untuk mencegah terjadi masalah terkait siklus menstruasi, kita perlu mengelola stres, makan makanan bergizi seimbang, istirahat cukup, dan berolahraga teratur. Jika memang terjadi masalah, jangan takut untuk memeriksakan diri, ya.

Nah, bila ada pertanyaan terkain Macam-Macam Gangguan Menstruasi bisa ditulis di bawah ini.

Referensi:

Artikel berjudul “Menstrual Disorder”, diakses pada 26 Maret 2020 dari https://www.healthywomen.org.

Artikel berjudul “Period Problems”, dikases pada 26 Maret 2020 dari https://www.womenshealth.gov

Artikel berjudul “What Causes Painful Menstrual Periods and How Do I Treat Them?”, diakses pada 26 Maret 2020 dari https://www.healthline.com/.

Artikel berjudul “No Menstruation (Absent Menstruation)”, diakses pada 26 Maret 2020 dari https://www.healthline.com/

Pos terkait