Teori Lempeng Tektonik

Gambar. Patahan San Andreas di Kalifornia (Sumber: www.ussartf.org)

Teori lempeng tektonik atau tectonic plate theory merupakan salah satu teori yang menjelaskan tentang fenomena gerak naik-turunnya atau bergesernya lempengan-lempengan bumi yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada permukaan bumi atau kulit bumi.

Apa yang melatarbelakangi munculnya teori lempeng tektonik?

Gambar. Patahan San Andreas di Kalifornia (Sumber: www.ussartf.org)
Gambar. Patahan San Andreas di Kalifornia (Sumber: www.ussartf.org)

Teori lempeng tektonik ini mencuat setelah seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman yang bernama Alfred Lothar Wagener dalam bukunya “The Origin of Continents an Oceans” tahun 1915 mengemukakan bahwa benua yang padat ini sebenarnya berada (terapung) dan bergerak di atas massa yang relatif lembek atau cairan kental (astenosfer).

Kemudian teori ini dikemukakan oleh McKenzie dan Robert Parker pada tahun 1967 dimana kemudian dalam perkembangannya teori ini disempurnakan oleh J. Tozo Wilson.

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa lempeng-lempeng tektonik merupakan bagian dari lapisan kerak bumi yang di bawahnya terdapat magma sehingga lebih mudah bergerak (baca: Macam-Macam Gerak Tektonisme).

Jika lempengan bergerak, maka akan timbul beberapa kemungkinan seperti adanya tumbukan, gesekan bahkan pemisahan antara lempengan yang satu dengan yang lain. Nah, inilah yang menjadi kajian dalam teori lempeng tektonik (baca: Karakteristik Lapisan-Lapisan Bumi).

Lempengan-lempengan kulit bumi bisa bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi (perpindahan panas disertai perpindahan zat perantaranya) yang terjadi di lapisan astenosfer. Nah, gerak lempengan tektonik ini dapat kita bedakan menjadi tiga macam yakni:

1. Konvergensi

Konvergensi yakni gerakan dimana antara dua lempeng menjadi semakin dekat sehingga dapat terjadi suatu tumbukan. Tumbukan ini dapat mengakibatkan lempeng yang satu akan menujam menuju bawah lempengan yang lain. Fenomena tumbukan ini dapat terjadi pada lempengan benua dan lempengan samudra.

Bila tumbukan ini terjadi antara dua lempeng tektonik benua, maka daerah atau zona terjadinya tumbukan ini kita namakan sebagai zona konvergen (batas lempeng destruktif).

Misalnya pertemuan antara lempeng Indonesia-Australia dengan lempeng Eurasia dimana zona ini kemudian menghasilkan sebuah jalur gunung api di Sumatra, jalur yang menunjam di selatan Pulau Jawa dan Nusa Tenggara, serta berbagai cekungan-cekungan di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

Sedangkan bila tumbukan terjadi antara lempeng tektonik benua dengan lempeng samudra, maka ini dinamakan sebagai zona subduksi atau subduction zone. Misalnya, tumbukan yang terjadi antara lempeng benua Amerika dan lempeng dasar Samudra Pasifik.

2. Divergensi

Divergensi yakni gerakan dimana antara dua lempeng menjadi semakin menjauh. Daerah antara dua lempengan yang saling menjauh ini nantinya akan diisi dengan lempengan yang baru.

Nah, daerah atau zona ini dinamakan sebagai zona divergen atau zona sebar pisah. Selain itu juga dinamakan dengan istilah lain yaitu zona batas lempeng konstruktif. Efek adanya gerakan ini, misalnya munculnya gunung berapi di pungguh tengah samudera Pasifik dan benua Afrika.

3. Sesar Mendatar atau Transform

Gerakan sesar mendatar yakni gerakan antara dua lempeng yang saling mendekat, tapi tidak bertumbukan. Pada kejadian ini, yang ada hanya gesekan antara dua lempengan tersebut sehingga sering kali muncul gempa bumi berkekuatan besar.

Adapun zona tempat lempengan ini saling bergesekan dinamakan sebagai zona transform atau batas menggunting (shear boundaries). Efek adanya gerakan ini dapat kita lihat pada fenomena terbentuknya Sesar San Andreas (patahan) yang membentang dari San Francisco sampai ke Los Angeles.

Nah, setelah mempelajari tentang teori lempeng tektonik ini, maka selanjutnya kita akan menuju ke Bab 6 Litosfer dan Pedosfer. Anda bisa membacanya di Bab 05 Sejarah Bumi.

Dafrat Pustaka:

Anjayani,Eni.2009.Geografi: Untuk Kelas X SMA/MA.Jakarta:PT. Cempaka Putih.
Hartono.2007.Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta.Bandung:CV Citra Paya.
Oktaviani, Astri. Modul dari Lembaga Pelatihan Olimpiade Sains yang beralamat: www.pelatihan-osn.com.

Pos terkait