Proses Eksogen Pembentuk Muka Bumi

Akar pohon Winong atau Binong yang menjalar ke bebatuan bangunan
Gambar. Akar pohon Winong atau Binong yang menjalar ke bebatuan bangunan (Sumber: alamendah.org)

A. Pengertian Eksogen

Proses pelapukan batu di pinggir sungai
Gambar. Proses pelapukan batu di pinggir sungai (Sumber: oocities.org)

Eksogen berasal dari kata eksos yang berarti luar dan genos yang berarti asal. Jadi eksogen merupakan tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari luar, misalnya air, angin, organisme, sinar matahari dan es.

B. Proses Eksogen Pembentuk Muka Bumi

Tenaga dari luar (eksogen) seperti air organisme, angin, es dan sinar matahari dapat mempengaruhi bentuk muka bumi. Hal ini bisa terjadi dalam waktu yang lama meliputi beberapa macam proses misalnya pelapukan, pengikisan, pengendapan dan denudasi.

a. Proses Pelapukan

Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimia, maupun secara biologis dalam waktu yang lama. Berdasarkan prosesnya, pelapukan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:

1) Pelapukan Fisik/Mekanik

Pelapukan mekanik (fisis) adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil tanpa mengubah struktur kimianya. Pelapukan tipe ini juga disebut sebagai pelapukan fisika atau disintegrasi. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya pelapukan mekanik antara lain:

a) Perubahan Suhu Ekstrim secara Tiba-Tiba

Perubahan temperatur secara ekstrim dapat memecahkan batuan besar menjadi kecil-kecil. Disiang hari, suhu sangat panas membuat batu mengalami pemuaian sedangkan pada malam hari suhu sangat rendah bahkan bisa mencapai titik beku membuat batu mengalami pengerutan. Jika fenomena mengembang-mengerut terjadi pada bebatuan, maka dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan batu pecah.

b) Pembekuan Air Menjadi Kristal-kristal Es pada Celah Batuan

Secara alami air dapat merembes dan masuk kedalam celah-celah batu. Nah, pada suhu yang sangat dingin mendekati titik beku, air yang telah masuk kedalam celah-celah batu akan membentuk kristal. Sesuai dengan sifat anomalinya dimana volume air akan mengembang saat terjadi pembekuan, maka massa kristal akan menekan dinding-dinding batu sehingga batu akan pecah.

c) Pengaruh Kegiatan Organisme (Makhluk Hidup)

Pengaruh kegiatan organisme yang menyebabkan pelapukan pada bebatuan bisa dilihat pada sebuah pohon yang akarnya mampu merambat dan merusak struktur jalan/bangunan.

d) Pengaruh dari pergerakan air

Pergerakan air mampu memecah bebatuan menjadi pecahan yang lebih kecil atau mengikis bebatuan. Kita bisa melihat batu-batu di pinggir sungai yang semula tajam, bisa menjadi tumpul/bulat pada bagian pingirnya.

e) Gelombang air laut

Gelombang air laut mampu merusak tebing di pesisir laut. Mengikisnya secara perlahan dalam waktu yang lama.

f) Pergerakan Gletser

Gletser yang bergerak lambat akan mampu menggerus material batuan yang dilaluinya.

2) Pelapukan Kimia

Pelapukan kimiawi atau dekomposisi merupakan proses penghancuran massa batuan yang disertai dengan perubahan struktur kimianya. Pada pelapukan ini terjadi reaksi kimia antara massa bebatuan dengan massa zat pelapuk seperti oksigen, karbondioksida dan air. Proses yang terjadi dalam proses pelapukan kimiawi disebut Dekomposisi.

Proses pelapukan kimia ada empat macam, yakni:

a) Hidrolisa adalah sebuah proses penguraian air menjadi ion positif dan ion negatif. Proses ini terjadi pada pembentukan tanah liat.

b) Karbonasi adalah proses pelapukan oleh karbondioksida (CO2). Batuan kapur merupakan jenis batuan yang mudah mengalami karbonasi dimana reaksi antara CO2 dengan batuan kapur mampu merusak batu.

c) Oksidasi adalah sebuah proses pengkaratan besi. Batuan yang mengalami proses oksidasi akan menjadi berkarat dan menjadi bewarna coklat sehingga terjadi pelapukan.

d) Hidrasi adalah proses penambahan air pada suatu mineral sehingga membentuk mineral baru. Contoh yang umum dari proses ini adalah penambahan air pada mineral hematit sehingga membentuk gutit.

3) Pelapukan Biologis/Organik

Pelapukan biologis adalah pelapukan disebabkan oleh makhluk hidup. Misalnya pengerusan bebatuan oleh hewan-hewan kecil dalam tanah atau membusuknya batang tumbuhan akibat aktivitas mickoorganisme sehingga menghasilkan asam gambut yang mampu merusak bebatuan.

Akar pohon Winong atau Binong yang menjalar ke bebatuan bangunan
Gambar. Akar pohon Winong atau Binong yang menjalar ke bebatuan bangunan (Sumber: alamendah.org)

Nah, proses pelapukan batuan itu sendiri terjadi karena adanya beberapa faktor, antara lain:

  • Keadaan Struktur Batuan merupakan sifat fisik dan sifat kimia sebuah batu.
  • Keadaan Topografi sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan. Bebatuan yang berada pada sebuah kemiringan memiliki potensi lebih besar dalam proses pelapukan daripada bebatuan yang berada pada daerah landai.
  • Cuaca dan Iklim seperti curah hujan, intensitas matahari, suhu, angin, kelembaban udara dapat mempengaruhi proses terjadinya pelapukan.
  • Keadaan Vegetasi dapat juga mempengaruihi proses pelapukan. Misalnya akar pohon yang mampu menembus celah-celah bebatuan.

Baca halaman selanjutnya tentang Proses Pengikisan, Pengendapan dan Denudasi

[color-box]Anjayani,Eni.2009.Geografi: Untuk Kelas X SMA/MA.Jakarta:PT. Cempaka Putih.
Hartono.2007.Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta.Bandung:CV Citra Paya.
Utoyo,Bambang.2009.Geografi 1 Membuka Cakrawala Dunia : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.Jakarta:PT. Pribumi Mekar.[/color-box]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *