Perbedaan Diferensiasi Sosial Dan Stratifikasi Sosial

Gambar. Contoh diferensiasi sosial yaitu adanya istilah turis lokal dan turis asing di tempat wisata misalnya Candi Borobudur (Foto: siswapedia.com)

Apa perbedaan diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial ?

Sebagian teman-teman masih ada yang bingung tentang perbedaan diferensiasi dan stratifikasi sosial padahal dua istilah ini sudah kita bahas dalam halaman sebelumnya.

Silahkan baca:
a. Diferensiasi sosial
b. Stratifikasi sosial

Seperti yang kita pahami bersama bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada semacam penggolongan menjadi kelompok-kelompok tertentu.

Nah, kalau pengelompokan ini merupakan penggolongan secara horizontal, misalnya berdasarkan suku, etnis, agama, warna kulit, pekerjaan, jenis rambut, jenis kelamin, umur dsb yang merupakan ketetapan alam, ini dinamakan sebagai diferensiasi sosial.

Akan tetapi jika kita sudah masuk ke penggolongan vertikal yang erat kaitannya dengan status atau strata sosial, misalnya kaya-miskin, bangsawan-rakyat jelata, pejabat-rakyat, struktur jabatan organisasi, masyarakat golongan bawah-menengah-atas, senior-junior dsb, maka hal ini dinamakan sebagai stratifikasi sosial.

Contoh gampang untuk membedakannya seperti ini.

Diferensiasi sosial: Andi berumur 17 tahun sedangkan Bambang berumur 27 tahun, keduanya sama-sama berpengalaman dalam berorganisasi.

Stratifikasi sosial: Akan tetapi dalam organisasi, Bambang dianggap lebih senior daripada Andi karena dari segi umur, kematangan mental, pengalaman Bambang lebih banyak daripada Andi.

Apa manfaat diferensiasi sosial?

Manfaat diferensiasi sosial diantaranya
1. Dapat digunakan sebagai upaya saling mengenal.
2. Memiliki kesenian dan kebudayaan yang bermacam-macam.
3. Merangsang adanya diskusi atau musyawarah.
4. Memunculkan sifat saling menghargai, menghormati, sikap toleransi dsb.
5. Bisa digunakan untuk upaya saling melengkapi dan bekerjasama.

Gambar. Contoh diferensiasi sosial yaitu adanya istilah turis lokal dan turis asing di tempat wisata misalnya Candi Borobudur (Foto: siswapedia.com)

Apa manfaat stratifikasi sosial?

Dalam buku Sosiologi, Budiyono memaparkan ada tujuh manfaat atau fungsi stratifikasi sosial yaitu

1. Agar dapat terjadi pendistribusian hak dan kewajiban secara tepat kepada setiap lapisan masyarakat. Misalnya, besar kewajiban bayar pajak yang dibebankan untuk orang menengah ke atas berbeda dengan besar kewajiban bayar pajak orang golongan menengah. Atau contoh lainnya, pemberian subsidi hanya untuk kalangan yang tidak mampu saja.

2. Penempatan individu secara tepat sesuai stratanya. Misalnya, karyawan yang berbakat dibidang marketing ditempatkan di devisi marketing sedangkan karyawan yang ahli komputer ditempatkan di pengoperasian komputer.

3. Sebagai pemersatu tugas-tugas orang yang berada dalam sebuah perkumpulan (organisasi, perusahaan dsb) demi mencapai tujuan bersama. Misalnya dalam sebuah organisasi ada ketua, wakil ketua, bendahara, sekretaris dan devisi-devisi. Semuanya memiliki tugas yang berbeda namun tetap bersatu untuk mencapai tujuan organisasi.

4. Adanya stratifikasi sosial memungkinkan seseorang mengambil peran sesuai bidangnya masing-masing sehingga permasalahan dalam masyarakat bisa diselesaikan. Misalnya, dibentuk pengurus kampung devisi kematian. Nah, ketika ada orang meninggal, maka masyarakat yang bertugas di devisi kematian akan menyediakan ember, keranda, menggali kuburan, membuat berita lelayu dll sehingga masalah selesai.

5. Stratifikasi sosial memaksa masyarakat untuk bergerak maju dan melakukan sesuatu sesuai fungsi masyarakat tersebut.

Pos terkait