Penggolongan Nilai

Air memiliki nilai kegunaan yang sangat tinggi namun memiliki nilai tukar yang rendah
Gambar. Air memiliki nilai kegunaan yang sangat tinggi namun memiliki nilai tukar yang rendah (Sumber: bandung.bisnis.com)

Air memiliki nilai kegunaan yang sangat tinggi namun memiliki nilai tukar yang rendah
Gambar. Air memiliki nilai kegunaan yang sangat tinggi namun memiliki nilai tukar yang rendah (Sumber: bandung.bisnis.com)
Manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi namun alat pemenuh kebutuhan atau alat pemuas kebutuhan -yang berupa barang dan jasa- jumlahnya jauh lebih sedikit sehingga tidak semua orang sanggup memilikinya. Padahal barang dan jasa tersebut sangatlah penting sehingga memiliki sebuah nilai kegunaan bagi kehidupan manusia. Dengan kata lain, semua barang dan jasa yang memiliki manfaat atau kegunaan untuk memenuhi kebutuhan manusia dinamakan sebagai barang yang bernilai. Nah, pada halaman ini kita akan mempelajari tentang penggolongan nilai. Nilai atau manfaat barang dibedakan menjadi tiga, yaitu nilai pakai, nilai tukar dan paradoks nilai.

1. Nilai Pakai

Nilai pakai adalah nilai kegunaan barang untuk dipakai memenuhi kebutuhan hidup. Nilai pakai ini dibedakan menjadi dua yakni nilai pakai subjektif dan nilai pakai objektif.

a. Nilai Pakai Subjektif

Nilai pakai subjektif adalah kemampuan barang untuk dipakai memenuhi kebutuhan hidup bagi setiap individu secara pribadi (untuk diri sendiri). Misalnya nilai pacul bagi seorang petani sangat tinggi karena sering digunakan untuk mencangkul di sawah namun bila pacul dimiliki oleh seorang karyawan kantor akan menjadi tidak begitu bernilai.

b. Nilai Pakai Objektif

Nilai pakai objektif adalah kemampuan barang secara umum untuk dipakai memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya baju dan celana memiliki nilai kegunaan yang sama bagi masyarakat umum yakni untuk melindungi badan.

2. Nilai Tukar

Nilai tukar adalah kemampuan barang untuk ditukar dengan barang lain, baik ditukar dengan uang atau barang lain. Nilai tukar ini dibedakan menjadi dua macam yakni nilai tukar subjektif dan nilai tukar objektif.

a. Nilai Tukar Subjektif

Kemampuan barang untuk ditukar dengan barang lain dan bersifat individualis, artinya bahwa antara orang yang satu dengan
yang lain berbeda, tergantung sudut pandang dan kondisi orang yang memiliki barang tersebut (pemiliknya). Misalnya nasi bagi orang Asia dan roti bagi orang eropa.

b. Nilai Tukar Objektif

Kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang lain yang berlaku secara umum. Misalnya, pada umumnya orang yang sedang menulis dengan menggunakan bolpoint tidak akan berkeberatan jika diganti dengan spidol.

c. Paradoks Nilai

Barang yang memiliki nilai tukar yang tinggi seharusnya memiliki nilai pakai yang tinggi pula, begitu juga sebaliknya namun pada kenyataannya tidak demikian. Jadi bisa jadi barang dan jasa yang memiliki nilai guna yang tinggi namun memiliki nilai tukar yang rendah. Misalnya air memiliki nilai guna yang tinggi namun nilai tukarnya rendah sedangkan emas memiliki nilai guna yang rendah namun memiliki nilai tukar yang tinggi.

Daftar Pustaka
Indriayu, Mintasih.2009. Ekonomi : Untuk SMA/MA Kelas X.Solo: CV Teguh Karya.
Nur Mulyani, Sri dkk.2009. Ekonomi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X.Jakarta: Cakra Media.

Pos terkait