Fenomena Biosfer

Relief berpengaruh terhadap tetumbuhan
Gambar. Relief berpengaruh terhadap tetumbuhan (Sumber: Kamus Visual, 2005)

Fenomena Biosfer – Coba kita lihat lingkungan di sekitar kita. Terdapat berbagai macam makhluk hidup yang sedang melakukan berbagai aktivitas untuk mempertahankan hidupnya. Makhluk hidup ini antara lain manusia, hewan dan tumbuhan atau yang lazim kita sebut sebagai organisme. Jika kita pikirkan lebih dalam lagi, ada banyak jenis hewan disekitar kita, mulai dari yang berukuran kecil hingga berukuran besar dan semuanya hidup disekitar kita. Serta ada juga berbagai macam jenis tumbuhan yang beraneka ukuran dan bentuk. Bagaimana mereka semuanya dapat hidup? ini sebuah pertayaan awal yang sangat menarik untuk memulai pembelajaran kita kali ini.

Gambar: Biosfer (Foto: elearning.stkc.go.th)
Gambar: Biosfer (Foto: elearning.stkc.go.th)

Pada hakekatnya, organisme hanya dapat hidup pada tempat yang mampu memberikan kehidupan bagi dirinya yakni sebuah tempat hidup yang menyediakan berbagai macam hal yang dibutuhkan oleh makhluk hidup tersebut untuk melangsungkan kehidupannya. Nah, tempat inilah yang kita namakan sebagai biosfer. Dengan kata lain, hanya di biosferlah sistem kehidupan dapat ditemukan.

Jadi apa pengertian biosfer itu sendiri?

Bila kita lihat secara epistemologi, biosfer terdiri atas dua kata yakni kata “bios” yang berarti hidup dan kata “sphere” yang berarti lapisan sehingga secara harfiah kita dapat memahami bahwa biosfer merupakan lapisan hidup atau dengan kata lain yaitu lapisan tempat makhluk hidup atau organisme yang meliputi beberapa lingkungan yakni permukaan bumi, air dan atmosfer.

Tidak semua bagian dari bumi dapat ditempati oleh makhluk hidup, dengan kata lain daerah biosfer sangatlah terbatas. Sejauh yang kita tahu saat ini, makhluk hidup ditemukan pada rentang kedalaman sekitar 9 kilometer ke dalam laut hingga ketinggian 8 kilometer di atas permukaan laut (atmosfer). Di luar rentang daerah tersebut diperkirakan tidak ada organisme yang mampu hidup. Namun perlu diketahui bahwa batas ini tidaklah bersifat mutlak sehingga bisa jadi dikemudian hari seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mampu memberikan pemahaman batas biosfer yang berbeda.

Zona biosfer itu sendiri meliputi darat, air dan udara. Kita mengenal ada dua macam lingkungan air yakni lingkungan air asin dan lingkungan air tawar. Lingkungan air asing, misalnya laut sedangkan lingkungan air tawar, misalnya sungai, kolam, waduk dan sebagainya. Selain itu kita juga mengenal berbagai macam keadaan lingkungan yang ada di daratan seperti daerah pengunungan, padang pasir dll. Untuk daerah atmosfer, kita masih bisa menemukan makhluk hidup pada ketinggian sekitar 8 km dimana disana masih dapat kita jumpai burung-burung yang terbang.

Faktor lingkungan apasajakah yang memengaruhi kehidupan?

Persebaran makhluk hidup di muka bumi ini tidaklah merata. Persebaran itu terjadi karena adanya pengaruh dari beberapa faktor seperti berikut (Dibyo Soegimo, hal.2).

1. Pengaruh perbedaan iklim (klimatik)

Unsur iklim yang mempengaruhi jenis hewan dan tumbuhan antara lain (Nurmala Dewi,hal.2-3).

a. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan proses asimilasi asam arang dan transpirasi, ini akan berpengaruh terhadap rumah tangga air pada tumbuhan. Suhu juga dapat berpengaruh pada jenis hewan, misalnya di daerah kutub hanya mampu di tinggali oleh hewan berbulu lebat.

b. Udara yang basah (lembab) dan kering dapat berpengaruh terhadap proses transpirasi dan pembuahan namun dapat melemahkan pertumbuhan. Berdasarkan tingkat kelembapannya berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama yakni:

  • Xerophyta merupakan tumbuhan yang dapat hidup di lingkungan yang sangat kering, misalnya kaktus dan rumput gurung.
  • Mesophyta merupakan tumbuhan yang dapat hidup di daerah lembab, misalnya jamur dan berbagai jenis anggrek.
  • Hygrophyta merupakan tumbuhan yang dapat hidup di lingkungan yang basah, misalnya teratai, enceng gondok dll.
  • Tropophyta merupakan tumbuhan yang mampu hidup di daerah dua musim yaitu musim pengujan dan musim kemarau, misalnya pohon jati.

c. Angin dapat menyebabkan biji-bijian dan spora tersebar ke tempat lain yang kemudian tumbuhan baru akan tumbuh di tempat lain.

d. Curah hujan dapat mempengaruhi penyebaran dan kerapatan makhluk hidup antar wilayah. Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi.

2. Pengaruh keadaan tanah (edafik), ukuran butir tanah (tekstur), tingkat kegemburan, humus tanah, mineral hara (mineral organik), air tanah dan kandungan udara yang terdapat di dalam tanah dapat mempengaruhi jenis tumbuhan apa yang akan hidup.

3. Tinggi rendahnya permukaan bumi (relief) yang mampu mempengaruhi pola penyinaran matahari (disebut juga faktor fisiografi) sehingga juga berdampak pada variasi suhu dan dapat juga mempengaruhi angin.

Relief berpengaruh terhadap tetumbuhan
Gambar. Relief berpengaruh terhadap tetumbuhan (Sumber: Kamus Visual, 2005)

4. Adanya pengaruh dari tindakan manusia (faktor biotik) dimana dapat mengubah bentangan alam yang sudah ada, misalnya tanah tandus dirubah menjadi daerah hutan, hutan menjadi daerah pertanian, perburuan liar sehingga mengubah keseimbangan alam serta dengan kemajuan teknologi modern manusia mampu melestarikan kehidupan flora dan fauna.

[color-box]Anjayani, Eni.2009. Geografi: Untuk Kelas X SMA/MA. Klaten: PT Cempaka Putih.
Dewi,Nurmala.2009.Geografi 2 : untuk SMA dan MA Kelas XI. Bandung: CV. Epsilon Grup.
Soegimo, Dibyo dan Ruswanto.2009.Geografi untuk SMA/MA Kelas XI.Solo:CV Mefi Caraka.[/color-box]

Pos terkait