Alat Indra Mata Manusia dan Fungsinya

Alat Indra Mata Manusia dan Fungsinya
Alat Indra Mata Manusia dan Fungsinya

Di halaman ini kita akan membahas tentang Alat Indra Mata Manusia dan Fungsinya disertai gambar pendukungnya.

Mata merupakan alat indra yang mampu menangkap rangsangan dari cahaya. Ukuran bola mata manusia sekitar 2,5 cm dengan bentuk yang hampir bulat. Adapun prinsip kerja mata hampir sama dengan prinsip kerja kamera.

A. Alat Indra Mata Manusia dan Fungsinya

Mata manusia memiliki aksesoris yang bukan hanya mampu memperindah tampilannya namun juga memiliki fungsi dan struktur yang berbeda, yaitu:

a. Alis mata merupakan bulu kaku dan kasar yang mampu melindungi mata dari tetesan keringat/air.

b. Kelopak mata merupakan kulit yang dapat melindungi mata dari debu sehingga bola mata selalu dalam keadaan bersih. Kelopak mata manusia ada dua yakni bagian atas dan bagian bawah dimana keduanya bisa saling membuka-tutup.

Pergerakan ini diatur oleh dua otot yakni otot mulus levator palpebrae yang berfungsi menarik kelopak mata sehingga terbuka dan otot mulus orbikularis okuli yang berfungsi menutup kelopak mata.

c. Bulu mata merupakan rambut kaku yang terdapat di ujung kelopak mata yang berfungsi mengurangi intensitas cahaya yang akan masuk ke dalam mata.

d. Aparatus lacrimalis merupakan kelenjar air mata yang berfungsi menghasilkan air mata sehingga bola mata tidak kering.

Apa penyebab bola mata bisa bergerak?

Mata bisa bergerak berputar disebabkan oleh adanya peran otot lurik yang menghubungkan bola mata dengan tulang di sekitarnya. Gerakan mata ini dilakukan dibawah kontrol kesadaran namun kita bisa juga mengaturnya.

Baca juga: Sistem indra kulit manusia

B. Lapisan Mata

Mata terdiri dari tiga lapisan yaitu sklera, koroid dan retina.

a. Sklera

Sklera merupakan lapisan terluar dari mata yang kuat, bewarna putih kecuali bagian depan. Dibagian ini terdapat kornea yang berwarna bening dimana kornea ini memiliki fungsi untuk menerima dan memfokuskan cahaya yang masuk. Kornea ini selalu dikondisikan supaya tetap bersih dan basah oleh air mata.

b. Koroid

Koroid merupakan lapisan tengah yang banyak terdapat pembuluh darah dan pigmen warna, yakni dinamakan sebagai iris. Fungsi iris ini mirip dengan diafragma pada kamera.

Nah, pada lapisan iris bagian tengah dinamakan sebagai pupil yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Misalnya, ketika kita masuk ke dalam ruangan yang gelap, maka pupil akan membuka lebih lebar agar cahaya banyak yang masuk (dilatasi). Sedangkan bila kita masuk ke dalam ruangan yang terang, maka pupil akan menyempit (kontriksi).

Di sebelah dalam pupil terdapat lensa bikonveks yang berbentuk cakram otot yang disebut musculus siliaris. Nah, otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata yang selalu bekerja untuk memfokuskan penglihatan.

Lensa dibangun atas protein kristalin yang memiliki warna bening sehingga cahaya bisa di teruskan ke dalam mata. Adapun kemampuan mata untuk memfokuskan cahaya yang masuk disebut daya akomodasi mata. Pada bagian depan dan belakang lensa terdapat rongga yang berisi cairan bening yang dinamakan aqueous humor dan vitreous humor/cairan vetreal.

Struktur mata pada manusia
Gambar. Struktur mata pada manusia

Perlu diketahui bahwa seseorang yang melihat objek pada jarak yang jauh, maka otot lensa mata tidak akan bekerja. Namun ketika kita melihat objek pada jarak yang dekat, maka otot lensa akan bekerja lebih keras untuk membuat lensa menebal sehingga kita bisa melihat objek secara fokus. Itulah makanya ketika kita membaca buku, maka mata akan lebih mudah lelah.

Baca juga: Struktur hidung manusia

c. Retina

Setelah melewati lensa kemudian cahaya akan difokuskan ke retina. Pada bagian retina inilah kemudian rangsangan cahaya akan diubah menjadi impuls yang kemudian diteruskan ke otak.

Bayangan yang dibiaskan oleh lensa mata akan jatuh di daerah sempit di retina yang disebut fovea. Pada fovea ini terdapat daerah yang peka terhadap rangsangan cahaya yang disebut sebagai bintik kuning dan daerah yang tidak peka terhadap rangsangan cahaya yang disebut sebagai bintik buta. Apabila bayangan jatuh pada bintik buta, maka hal ini tidak akan direspon oleh otak.

Retina itu ibaratnya seperti layar. Pada retina terdapat sel batang yang sensitif terhadap cahaya redup namun tidak dapat membedakan warna serta sel kerucut yang sensitif terhadap cahaya terang serta dapat membedakan warna. Nah, agar lebih mudah memahaminya, kita dapat melihat gambar di bawah ini.

Sel batang dan sel kerucut pada retina mata
Gambar. Sel batang dan sel kerucut pada retina mata (Sumber: www.sirinet.net)

Pada sel batang dan sel kerucut terdapat opsin yaitu suatu pigmen penglihatan retinal yang terikat pada protein membran. Adapun struktur setiap opsin dapat berbeda-beda pada tiap jenis fotoreseptor (penyerap cahaya). Nah, kemampuan penyerapan cahaya di retina bergantung pada jenis opsin yang dimiliki.

Opsin pada sel batang akan berpadu dengan retinal sehingga menghasilkan rhodopsin yakni suatu pigmen pengelihatan yang akan terbentuk jika cahaya redup (tidak terang/gelap). Saat rhodopsin menyerap cahaya, maka komposisi kimia pada retina akan berubah dan memicu impuls menuju otak.

Pada saat gelap, enzim akan mengubah retina pada bentuk semula sekaligus bersama opsin akan membentuk rhodopsin. Namun pada saat cahaya terang, pembentukan rhodopsin berkurang dan sel batang menjadi tidak responsif lagi.

Nah, pada saat inilah sel kerucut akan mulai bekerja. Pada mata manusia terdapat tiga macam sel kerucut yaitu merah, hijau dan biru dimana jenis opsinnya berbeda-beda. Setiap opsin akan berpadu dengan retinal menghasilkan pigmen pengelihatan yang dinamakan photopsin.

Apa yang menyebabkan seseorang itu buta warna?

Seseorang yang buta warna disebabkan karena tidak ada atau rusaknya sel kerucut. Satu saja sel kercut yang rusak, bisa mempengaruhi seseorang dalam membedakan warna.

C. Kelainan Pada Indra Penglihatan

Kelaianan pada indra pengelihatan dapat disebabkan oleh faktor keturunan, kerusakan pada akomodasi lensa dan adanya penyakit pada mata. Pada faktor keturunan misalnya buta warna yang mengakibatkan si penderita tidak bisa membedakan warna.

Kerusakan pada akomodasi lensa bisa disebabkan karena gaya hidup si penderita atau karena faktor usia, misalnya rabun dekat, rabun jauh dsb. Sedangkan adanya penyakit pada mata misalnya katarak, peradangan dak kekurangan vitamin A.

Daftar Pustaka

Ferdinand, Fictor P dan Moekti Ariebowo.2009.Praktis Belajar Biologi 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Visindo Media Persada.
Sri, Lestari Endang.2009.Biologi 2 Makhluk Hidup Dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Solo: CV Putra Nugraha.
Rachmawati, Faidah dkk.2009.Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: CV Ricardo.

Pos terkait