Struktur dan Fungsi Hidung Manusia

Struktur indra pembau
Gabar. Struktur indra pembau (Sumber: Biologi. Campell, 2003)

Struktur dan Fungsi Hidung Manusia – Hidung merupakan salah satu alat indera manusia yang membantu proses pernapasan atau respirasi. Jika kita bayangkan sebagai sebuah rumah, maka hidung dapat diibaratkan sebagai “sebuah pintu gerbangnya” yang merupakan jalan untuk keluar masuknya udara.

Sebagai organ pernapasan yang berada dipermukaan luar tubuh, hidung akan berinteraksi dengan lingkungan luar secara langsung yaitu udara di atmosfer bumi. Nah, disini hidung akan menangkap rangsangan kimia yang bercampur dengan udara sekaligus menyaring debu-debu yang dapat masuk saat kita menarik nafas atau inspirasi. Adapun bagian hidung yang sangat sensitif terhadap rangsangan kimia berada di bagian rongga atas.

Struktur dan fungsi hidung manusia sebagai indera penciuman dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

Struktur dan fungsi hidung manusia sebagai indra pembau
Gabar. Struktur dan fungsi hidung manusia sebagai indra pembau (Sumber: Biologi. Campell, 2003)

Dari gambar di atas dapat kita ketahui bahwa struktur dan fungsi hidung manusia sebagai indera penciuman secara umum terdiri dari dua sel yakni sel penyokong (yang berupa sel epithel) dan sel pembau (yang berupa sel saraf sebagai reseptor). Gambar di atas menunjukan rongga hidung bagian atas dimana zat-zat kimia yang digambarkan sebagai partikel-partikel bewarna hitam bercampur dengan udara masuk ke dalam rongga hidung saat kita menarik nafas atau inspirasi.

Zat-zat kimia akan memberikan rangsangan kepada sel pembau yang pada ujungnya terdapat semacam rambut/silia. Partikel-partikel debu beserta zat-zat kimia ini dapat terlarut bersama selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung sehingga dapat terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Sel pembau kemudian akan meneruskan rangsangan tersebut dalam bentuk impuls yang selanjutkan akan diteruskan menuju ke Lobus frontal (pusat penciuman) yang berada di otak besar atau cerebrum. Di otaklah rangsangan ini kemudian diolah sehingga kita bisa menandai jenis-jenis bau.

Otak akan menyimpan jenis bau yang telah ditandai dalam bentuk memori yang disimpan di dalam korteks. Nah disinilah kemudian kita dapat mengingat tentang bau-bau tertentu. Selain itu di dalam otak, juga dapat dihubungkan dengan saraf yang lain sehingga kita dapat memutuskan respon apa yang yang harus dilakukan saat menghirup bau-bau tertentu, misalnya muntah, bersin, langsung tutup hidung dengan tangan dan lain sebagainya.

Sama seperti halnya pada alat indera lainnya, struktur dan fungsi hidung manusia juga dapat mengalami gangguan sehingga dapat mempengarui penciuman. Misalnya terkena bakteri atau virus influenza sehingga si penderita akan mengalami flue atau pilek dimana akan menghasilkan lendir secara berlebihan sehingga dapat menghalangi bau mencapai saraf pembau. Selain itu adanya kotoran hidung yang sangat banyak atau penyakit seperti kanker pada hidung juga dapat menyebabkan gangguan penciuman pada manusia.

Baca selanjutnya Anatomi Hidung Manusia.

[color-box]Ferdinand, Fictor P dan Moekti Ariebowo.2009.Praktis Belajar Biologi 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Visindo Media Persada.
Sri, Lestari Endang.2009.Biologi 2 Makhluk Hidup Dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Solo: CV Putra Nugraha.
Rachmawati, Faidah dkk.2009.Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: CV Ricardo.[/color-box]

Pos terkait