Teori Evolusi Darwin dan Lamarck

Konsep evolusi menurut Darwin dan Lamarck
Konsep evolusi menurut Darwin dan Lamarck

Teori Evolusi Darwin dan Lamarck – Teori evolusi adalah salah satu teori yang sangat populer mengenai evolusi makhluk hidup dan lingkungannya di bumi. Karena membahas asal-usul dari makhluk hidup, teori ini menjadi salah satu materi yang wajib dipelajari dalam disiplin ilmu Biologi.

Ada tiga ilmuwan terkenal dunia yang mengutarakan pemikirannya dalam teori evolusi yaitu Charles Darwin, Lamarck dan Weismann. Di bawah ini adalah uraian mengenai konsep evolusi menurut Darwin, Lamarck, dan Weismann.

Baca juga: Pengertian dan sejarah evolusi

Mengenal Bapak Evolusi Dunia

Charles Darwin adalah ilmuwan dunia yang dikenal sebagai pencetus lahirnya teori evolusi. Darwin memulai kehidupannya sejak 12 Februari 1809 di kota kecil Shrewsburry, Inggris dan merupakan anak kelima dari enam bersaudara.

Darwin sudah tertarik dengan alam sejak kecil. Ayahnya seorang doctor kedokteran dan kakeknya seorang ahli botani, namun ibunya meninggal saat Darwin berusia 8 tahun. Saat berusia 16 tahun pada 1825, Darwin memulai kehidupan mahasiswanya di University of Edinburgh.

Dua tahun setelahnya, Darwin menjadi murid di Christ’s College, Cambridge dan bertemu dengan John Stevens Henslow seorang profesor botani yang kemudian menjadi mentornya. Setelah mendapat gelar sarjana, Darwin direkomendasikan oleh Henslow untuk posisi naturalis di HMS Beagle.

Akhirnya mereka melakukan perjalanan survei ke seluruh dunia dipimpin oleh Kapten Robert FitzRoy selama lima tahun. Selama perjalanan tersebut, Darwin mengumpulkan beragam spesimen alami dari tanaman, burung, dan fosil.

Dari spesimen yang didapatkan, Darwin melakukan pengamatan dan penelitian dengan memperhatikan memperhatikan kesamaan yang ada antara spesies-spesies di dunia.

Darwin percaya bahwa spesies yang ada saat ini merupakan hasil evolusi bertahap dari nenek moyang yang sama. Selanjutnya teori evolusi yang dikemukakan Darwin dan proses seleksi alam dikenal dengan Darwinisme.

Setelah bertahun-tahun melakukan penyelidikan secara ilmiah, akhirnya pada tahun 1858 Darwin secara terbuka mengenalkan teori evolusi miliknya melalui sepucuk surat yang dibacakan saat pertemuan Linnean Society.

Kemudian pada tanggal 24 November 1859, Darwin menerbitkan penjelasan yang rinci mengenai teorinya dalam karya On the Origin of Species by Means of Natural Selection. Karya tersebut ternyata menjadi sangat terkenal.

Baca juga: Macam-macam evolusi

Konsep Evolusi Menurut Darwin

  • Seleksi Alam

Menurut Charles Darwin, proses seleksi alam merupakan faktor utama terjadinya suatu evolusi. Yang dimaksud seleksi alam sendiri adalah tingkat kelangsungan hidup dan reproduksi organisme di alam bebas yang dapat menghasilkan kenaikan maupun penurunan populasi.

Organisme yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya pasti akan terus hidup dan berkembangbiak. Sementara, organisme yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya bisa musnah lama-kelamaan.

Contoh nyata proses seleksi alam pernah terjadi di Inggris pada populasi spesies ngengat Biston betularia. Terdapat dua jenis ngengat betularia yaitu bersayap gelap dan bersayap terang cerah. Awalnya, lingkungan di Inggris sangat baik sebagai habitat ngengat bersayap terang cerah.

Ngengat sayap terang cerah dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan tersebut. Akan tetapi, ngengat bersayap gelap sulit beradaptasi pada lingkungan tersebut karena sayapnya yang mencolok dan kerap dimangsa predator.

Akan tetapi, semenjak revolusi industri lingkungan di Inggris semakin memburuk. Banyak limbah yang dihasilkan dan mengotori pepohonan yang mana merupakan habitat ngengat. Kulit kayu pepohonan yang menghitam membuat keberadaan ngengat sayap cerah menjadi lebih mencolok.

Sedangkan ngengat sayap gelap menjadi lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan ini. Alhasil ngengat sayap cerah banyak dimangsa predator dan populasinya kian menurun tiap harinya. Sedangkan populasi ngengat sayap gelap semakin meningkat di kawasan industri tersebut.

  • Pemahaman Modern

Menurut Pobiner, meskipun Darwin mengamati dan meneliti pola evolusi tetapi Darwin tidak benar-benar mengetahui tentang genetika dan mekanismenya. Kemudian teori Darwin digabungkan dengan teori genetika yang kemudian disebut dengan Sintesis Evolusioner Modern.

Teori genetika sendiri menjelaskan bagaimana cara gen menyandikan sifat biologisnya yang berbeda dan cara menurunkan gen dari orang tua ke keturunannya. Perubahan morfologi dan biologis yang ada mungkin dapat membuat tingkat DNA dan gen mengalami seleksi alam.

Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut kemudian disebut dengan mutasi, yang juga merupakan komponen dalam evolusi. Mutasi sendiri bisa disebabkan karena adanya kesalahan acak saat replikasi DNA terjadi ataupun kerusakan akibat radiasi atau kimia.

Mutasi gen bisa saja bersifat berbahaya atau netral. Namun terkadang dalam beberapa kasus bisa menguntungkan organisme yang bersangkutan. Akan tetapi, hal tersebut jarang terjadi. 

Dengan cara ini, seleksi alam dapat menjadi penunjuk proses evolusioner dengan cara melestarikan, menambahkan mutasi yang membawa keuntungan, dan menolak mutasi yang bersifat merugikan.

Pobiner mengungkapkan bahwa mutasi memang terjadi secara acak, tetapi tidak demikian dengan seleksi. Namun seleksi alam bukan menjadi tempat satu-satunya untuk organisme berkembang.

Misalnya seperti aliran gen yang terjadi karena gen ditransfer dari suatu populasi ke populasi yang lain ketika suatu organisme melakukan migrasi. Dalam hal ini, frekuensi gen dapat berubah secara acak atau disebut dengan istilah lintas genetik.

Teori Evolusi Lamarck

Selain teori Darwin, teori evolusi yang dikemukakan oleh Lamarck juga cukup populer. Lamarck sendiri merupakan seorang naturalis asal Perancis. Beliau mengemukakan bahwa bentuk kehidupan saat ini didasarkan pada use and disuses (menggunakan dan tidak menggunakan organ).

Use di sini merujuk pada bagian organ yang terus digunakan akan mengalami perkembangan. Sedangkan disuse merujuk pada organ yang tidak digunakan akan mengalami reduksi secara perlahan.

Salah satu contoh teori Lamarck adalah leher jerapah yang menjadi lebih panjang saat diregangkan untuk mencapai makanannya di pohon yang lebih tinggi. Morfologi ini juga diturunkan pada generasi selanjutnya.

Teori Evolusi Neo-Darwinisme

Meskipun sangat terkenal, teori Darwin juga memiliki kelemahan yaitu tidak bisa menjelaskan bagaimana asal dan transmisi dapat terjadi. Kemudian ada ilmuwan lain yang dapat menemukan sumber variasi yaitu Hugo de Vries.

Temuan tersebut diajukan sebagai teori mutasi yang menjelaskan bahwa beberapa jenis spesies muncul secara tiba-tiba karena adanya variasi yang tidak berkelanjutan. Ilmuwan lain yang turut andil dalam teori Neo-Darwinisme adalah August Weismann dan Gregor Mendel.

Dalam teorinya, Mendel menjelaskan mengenai hukum pewarisan sifat genetik yang dibutuhkan untuk memodifikasi gagasan seleksi alam. Kemudian Weismann mengemukakan pendapat mengenai konsep berkelanjutan dari plasma nutfah.

Jika disimpulkan inti dari teori Neo-Darwinisme adalah seleksi alam merupakan kunci dari evolusi. Dalam teori mutasi dijelaskan bahwa variasi terus bertambah juga berkurang. Para ahli biologi kemudian mengajukan pendapat bahwa spesies baru dapat muncul secara saltasi.

Saltasi sendiri adalah munculnya spesies baru dalam satu atau beberapa langkah yang didorong oleh tekanan mutasi dari arah tertentu bahkan nonadaptif. Jika dipahami dengan saksama, pandangan tersebut sangat berlawanan dengan konsep berkelanjutan yang dikemukakan Darwin.

Baca juga: Bukti adanya evolusi

Itulah sedikit gambaran mengenai teori evolusi menurut Darwin dan Lamarck. Semoga uraian di atas dapat menjadi tambahan pengetahuan Anda dalam mempelajari dan memahami evolusi dan asal-usul makhluk hidup.

Referensi:

Subra, Manickam Bala. 2015. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Biologi Untuk Kelas XII SMA/MA. Bandung: Grafindo.

Irnaningtyas. 2016. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga.

Pos terkait