Perbedaan Gaung dan Gema – Dalam mempelajari ilmu fisika, terdapat salah satu bahasan terkait getaran serta gelombang suara sehingga terdapat istilah yang memiliki keterkaitan dengan rambat gelombang suara yaitu gaung dan juga gema yang mana seringkali terjadi dalam kehidupan manusia.
Contohnya yaitu ketika Anda berteriak dengan kencang di atas bukit maupun di goa. Penting untuk Anda ketahui bahwa gaung dan juga gema adalah sebuah bunyi pantul. Meskipun sama-sama sebagai bunyi pantul, gaung dan gema tetap memiliki perbedaan yang akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan berikut.
Baca juga: Perbedaan jarak dan perpindahan
Pengertian Gaung
Gaung merupakan suatu bunyi pantul yang dapat terdengar ketika suatu sumber suara yang diteriakkan belum selesai diucapkan. Untuk bunyi pantul yang berupa gaung ini bisa terjadi karena adanya penghalang gelombang seperti tembok dengan jarak yang dekat. Sehingga apabila Anda berada dalam sebuah ruangan yang sempit dan berteriak maka suara pantulan berupa gaung dapat terdengar.
Pantulan suara berupa gaung dapat sangat mengganggu apabila suara tersebut muncul ketika sedang memutar film di bioskop yang mana dapat mengakibatkan suara film terdengar tidak jelas. Sehingga pada setiap dinding bioskop biasanya akan diberi peredam suara supaya gaung tidak terjadi.
Pengertian Gema
Salah satu dari bunyi pantul yang bisa terdengar dengan jelas saat sebuah sumber suara telah selesai diteriakkan dapat Anda sebut dengan gema. Jauhnya jarak tembok penghalang gelombang inilah yang mengakibatkan suara gema terdengar.
Contoh dari suara gema yang bisa terjadi yaitu ketika Anda berteriak di sebuah pegunungan, maka ketika Anda telah selesai berteriak, teriakan Anda tersebut dapat terdengar kembali.
Perbedaan Gaung dengan Gema
1. Jarak Penghalang dengan Sumber Suara
Perbedaan pertama yang dapat diketahui adalah jarak suatu penghalang dengan sumber suara. Apabila sumber gelombang suara dekat dengan penghalang maka dapat menimbulkan bunyi gaung. Sedangkan apabila sumber gelombang suara jauh dengan penghalang maka suara pantulan tersebut bisa dikatakan sebagai gema.
2. Bunyi Pantul yang Datang
Perlu Anda ketahui bahwa ketika suara pantulan yang terdengar bercampur dengan suara asli atau ketika suara asli belum selesai diteriakkan merupakan bunyi pantulan berupa gaung. Sedangkan suara pantulan yang terdengar jelas ketika suara asli telah selesai diteriakkan disebut dengan suara pantulan yang disebut gema.
3, Bunyi yang Terdengar
Karena suara pantulan gaung datang ketika suara asli belum selesai diteriakkan, maka akan terdengar kurang jelas. Berbeda dengan suara pantulan yang disebut gema akan terdengar jelas sebab suara tersebut muncul ketika suara asli telah selesai diteriakkan, sehingga pantulan gema pada intinya terdapat dua suara yang terdengar dengan jelas.
4. Manfaat
Pantulan suara berupa gema ternyata memiliki manfaat yaitu dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman dari suatu laut yang mana prinsip kerja sonar dalam prinsip kerjanya. Pada peristiwa ini suatu gelombang suara yang terkirim ke dasar laut dan suara tersebut memantul kembali dengan selang waktu tertentu maka dapat digunakan untuk mengetahui dalamnya laut tersebut.
Sedangkan untuk gaung berbeda dengan gema, sebab gaung sendiri akan memberikan dampak negatif seperti ketika sedang menonton film pada gedung bioskop, suara pantulan yang terdengar dapat membuat suara film menjadi tidak jelas.
Baca juga: Angka Ketidakpastian pengukuran
5. Kecepatan Pantulan Suara
Untuk pantulan suara berupa gaung memiliki kecepatan pantulan suara yang lebih cepat dari pada gema. Peristiwa tersebut terjadi karena adanya penghalang suatu gelombang dengan sumber suara begitu dekat.
Perlu Anda ketahui, sebuah gema mempunyai kecepatan pantulan yang begitu lambat, yang mana hal ini disebabkan oleh jarak tembok penghalang jauh dengan sumber suara ketika diteriakkan. Sehingga suara gema dapat terdengar ketika suara asli telah selesai diteriakkan.
Nah, apabila ada pertanyaan terkait Perbedaan Gaung dan Gema bisa ditulis di bawah ini.
Daftar Pustaka
Campbell. (2012). Biologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.