Penyebab Badan Kurus Beserta Bahayanya

Penyebab Badan Kurus Beserta Bahayanya
Penyebab Badan Kurus Beserta Bahayanya

Penyebab Badan Kurus Beserta Bahayanya – Terlalu kurus atau memiliki status gizi yang kurang sebenarnya baik nggak sih untuk kesehatan? Ya, selama ini kita terlalu fokus bahwa yang berbahaya hanyalah kondisi kelebihan berat badan.

Kurus seakan-akan menjadi goals bentuk tubuh seseorang. Misalnya saja pada wanita, yang seringkali merasa bahwa semakin kurus berarti semakin cantik. Padahal terlalu kurus pun sebenarnya status gizinya nggak bagus.  

Penyebab Badan Kurus Beserta Bahayanya

Nah, daripada bingung, mending simak beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang kurus (underweight):

Underweight adalah status gizi kurang

Gimana sih cara kita tahu kalau kita underweight alias kurus? Tentunya, kita harus melakukan pengukuran status gizi. Kurus menandakan seseorang mengalami status gizi kurang. Maka, kita harus melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) terlebih dahulu. Cara mengukur IMT sudah ada di artikel sebelumnya, ya. Jika hasil IMT kita <18,5 kg/m2, maka status gizi kita kurang. Semakin jauh di bawah angka 18,5 tentu saja menandakan bahwa kita semakin kurus.

Underweight bisa disebabkan banyak faktor

Sebenarnya underweight adalah kondisi di mana asupan gizi seseorang nggak mencukupi kebutuhan tubuh. Nah, hal tersebut bisa didiukung oleh beberapa faktor di bawah ini:

  • Faktor keturunan

Ternyata faktor keturunan juga bisa berpengaruh pada postur tubuh lho. Terkadang seseorang sudah makan dengan cukup tapi tetap saja memiliki IMT di bawah normal yang disebabkan oleh riwayat keluarga.

  • Kecepatan metabolisme

Sering nggak sih mendengar ada seseorang yang makan sedikit saja mudah gemuk, dan yang makan banyak justru kurus-kurus saja? Ya, hal tersebut disebabkan oleh kecepatan metabolisme seseorang yang berbeda-beda. Kecepatan metabolisme tubuh pun dipengaruhi banyak faktor, misalnya saja aktivitas fisik.

  • Sakit fisik atau sakit kronis

Bisa jadi seseorang mengalami kekurangan berat badan secara terus menerus karena disebabkan oleh penyakit lho. Misalnya saja penyakit-penyakit yang menyebabkan gejala mual, muntah, diare, nafsu makan menurun, dan lain sebagainya.

  • Kesehatan mental

Gangguan psikologis juga bisa nih memengaruhi pola makan kita. Misalnya saja beberapa eating disorder seperti anorexia, bulimia, dan lain sebagainya. Bisa juga gangguan makan terjadi karena seseorang mengalami depresi, cemas, stres,dan lain-lain di mana hal tersebut memengaruhi nafsu makan.

Underweight bisa menyebabkan risiko malnutrisi

Berat badan kurang ini sebenarnya menandakan bahwa kita mengalami asupan gizi yang belum bisa mencukupi kebutuhan tubuh, bukan? Nah, jika hal ini terjadi terus-menerus lama-lama kita bisa mengalami malnutrisi, yaitu kekurangan gizi.

Malnutrisi maksudnya adalah keadaan di mana asupan gizi nggak mencukupi kebutuhan tubuh, atau bisa juga asupan gizi melebihi kebutuhan tubuh. Jadi, gemuk juga termasuk malmutrisi. Keadaan tersebut jika terjadi secara terus-menerus, akan berpengaruh pada kesehatan kita.

Baca juga: Cara menghitung IMT

Underweight membuat kita terlihat kurang sehat dan kurang berenergi

Karena kita kekurangan asupan makanan sehat untuk kebutuhan gizi kita, maka dalam jangka waktu lama kita bisa mengalami gejala seperti:

  1. Kelelahan / kehabisan energi
  2. Mudah sakit
  3. Periode menstruasi nggak teratur (pada wanita)
  4. Mengalami masalah rambut rontok, kulit kering, dan masalah gigi. Gejala-gejala ini mungkin timbul jika seseorang nggak mendapatkan gizi cukup pada makanan sehari-hari.

Orang yang mengalami underweight akan mudah sakit karena penurunan sistem kekebalan tubuh

Kekurangan gizi berpengaruh pada penurunan fungsi imun. Jelas saja, sebab sistem kekebalan tubuh kita bisa bekerja dengan maksimal apabila mengasup zat gizi yang cukup. Zat gizi yang berpengaruh pada sistem imun ini misalnya adalah protein, vitamin, serta mineral. Kalau kita kekurangan berat badan akibat kurang asupan gizi, maka kita lebih mudah mengalami sakit seperti flu, diare, infeksi, dan lain sebagainya.

Kekurangan berat badan menyebabkan risiko osteoporosis

Berat badan yang rendah bisa meningkatkan risiko osteoporosis dan kepadatan mineral tulang yang rendah. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa wanita yang memiliki IMT 18,5 atau lebih rendah dari itu memiliki kepadatan mineral tulang yang rendah. 

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh asupan yang rendah, termasuk kurangnya asupan kalsium dan asupan zat-zat gizi lain yang berpengaruh pada penyerapan kalsium.

Baca juga: Penyebab gangguan makan

Kekurangan berat badan dapat menyebabkan seseorang mengalami anemia

Seseorang yang underweight akan cenderung memiliki volume darah yang lebih rendah karena kekurangan zat-zat gizi yang berperan dalam pembentukan darah. Maka nggak heran apabila orang underweight mudah pusing, sakit kepala, dan kelelahan akibat anemia.

Wanita yang underweight berisiko mengalami gangguan menstruasi

Pada wanita yang memiliki IMT rendah, sangat berisiko mengalami amenorrhea atau gangguan siklus menstruasi lainnya. Amenorrhea merupakan tanda nggak adanya menstruasi selama beberapa waktu berturut-turut.

Siklus menstruasi yang nggak teratur atau terjadinya amenorrhea menjadi indikator bahwa seorang wanita nggak mengalami ovulasi (anovulasi). Anovulasi yang kronis dapat menyebabkan gangguan kesuburan.

Bahkan, wanita hamil yang memiliki berat badan sangat rendah dapat menimbulkan risiko kurang gizi juga bagi bayinya.

Kurus bukanlah postur tubuh yang ideal

Ada lagi hal yang perlu kita ketahui tentang underweight. Jangan sampai underweight dijadikan sebagai goals postur tubuh yang bagus, ya. Jika memang kita sedang diet (karena sebelumnya kelebihan berat badan), maka targetnya adalah status gizi baik di mana IMT sekitar 18,5 – 22,9 kg/m2. Kita tentunya nggak mau ‘kan mengalami risiko-risiko gangguan kesehatan hanya karena kekurangan berat badan?

Baca juga: Tips agar berat badan ideal

Underweight bukan berarti nggak perlu olahraga / aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah bagian dari gaya hidup sehat. Nah, kalau kita mengalami underweight, bukan berarti nggak butuh beraktivitas fisik, ya. Sebab tujuan aktivitas fisik bukan semata-mata untuk menurunkan berat badan atau membakar lemak saja. Aktivitas fisik akan sangat bagus dalam meningkatkan kebugaran tubuh kita, melancarkan aliran darah, mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan lain sebagainya.

Kurus bukan berarti kita bebas dari risiko penyakit-penyakit kronis

Penyakit kronis seperti diabetes melitus, tekanan darah tinggi, kolesterol, penyakit jantung, dan lain sebagainya memang lebih berisiko terjadi pada orang obesitas / kegemukan. Namun, bukan berarti orang yang kekurangan berat badan nggak bisa mengalaminya lho.

Orang yang underweight bisa juga mengalami diabetes jika pola makannya memang nggak baik (terlalu tinggi karbohidrat, kurang serat, kurang aktivitas fisik, dan sebagainya). Orang yang kekurangan berat badan juga bisa mengalami kolesterol tinggi. Jadi, pola makan yang sehat memang sangat penting untuk kita jaga.

Makan banyak dalam satu waktu bukanlah solusi yang tepat

Untuk mengatasi underweight, simpel saja, kita butuh untuk makan lebih banyak supaya berat badan meningkat. Namun, makan terlalu banyak dalam satu waktu bukan solusi yang tepat lho.

Seperti halnya diet untuk menurunkan berat badan, menaikkan berat badan juga harus dilakukan secara bertahap dan konsisten. Yang difokuskan adalah healthy lifestyle, bukan berat badan yang menjadi ideal secara cepat. Sebab, apabila status gizi kita sudah normal, nggak menjamin berat badan ideal akan bertahan lama apabila pola makan kita nggak sehat.

Underweight itu termasuk masalah gizi yang sama gawatnya dengan overweight (obesitas), bukan? Jadi, kalau kita merasa terlalu kurus, jangan disepelekan ya! Mending konsultasikan saja ke dokter atau ahli gizi. Nantinya, kita akan lebih tahu deh apa penyebab pastinya dan bagaimana cara mengatasinya.

Nah, apabila ada pertanyaan tentang Penyebab Badan Kurus Beserta Bahayanya bisa ditulis di bawah ini.

Referensi:

Artikel berjudul Underweight adults. Diakses dari https://www.nhs.uk/

Dobner J, Kaser S. Body mass index and the risk of infection – from underweight to obesity. Clin Microbiol Infect. 2018;24(1):24-28.

Lim J, Park HS. Relationship between underweight, bone mineral density and skeletal muscle index in premenopausal Korean women. Int J Clin Pract. 2016;70(6):462-8.

Artikel berjudul What are the risk of being underweight?. Diakses dari https://www.medicalnewstoday.com/

Pos terkait