Tipologi Dalam Pers

Gambar. Tampilan media jawapos yang merupakan salah satu media berkualitas yang berdiri sejak tahun 1949

Mengenal Tipologi Dalam Pers – Apakah kalian punya pendapat tentang citra pers dewasa ini ? Ada yang menganggap bahwa citra pers kita sudah larut dalam iklim dan irama kapitalisme global.

Dalam kapitalisme global, pers tidak berbeda dengan sebuah perusahaan yang senantiasa mengejar keuntungan maksimal dengan investasi minimal.

Dengan logika industri dan perusahaan, apapun akan disajikan oleh pers selama hal itu bisa dijadikan sebagai komoditas utama. Ada juga yang berpendapat pers kita sudah berada di luar jalur, atau istilahnya dalam bahasa Jawa disebut pers yang kebablasan.

Demi pers, apapun bisa ditulis, dilaporkan, diberitakan, dan disebarluaskan. Kemerdekaan pers akhirnya berubah drastis dari semula mengundang simpati, tetapi akhirnya malah menjadi pemicu gelombang antipati.

Untuk mengetahui lebih jauh masalah ini. Kita dapat menganalisis pers berdasarkan kualitasnya bagaimana.

Gambar. Tampilan media jawapos yang merupakan salah satu media berkualitas yang berdiri sejak tahun 1949

Klasifikasi Pers Berdasarkan Kualitasnya

Dalam buku berjudul Hukum Komunikasi Jurnalistik karya Djen Amar, pers diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar. Dalam buku tersebut mengklasifikasikan tipologi dalam pers sebagai berikut.

Pers Berkualitas

Penerbitan pers berkualitas memilih cara penyajian yang etis, moralis, dan intelektual. Pers yang berkualitas benar-benar dikelola secara terkonsep, dan profesional walaupun niat berbisnis tetap ada.

Materi, laporan, ulasan dan tulisan pers berkualitas termasuk berat. Dalam setiap materi-materi yang disampaikan, para jurnalisnya menghindari penulisan berita yang provokatif, dan mengaduk-aduk emosi pembacanya.

Pers jenis ini sangat menghargai dua kelompok, atau banyak kelompok dalam satu wadah besar. Jadi dalam setiap muatan-mutan jurnalistiknya. Pers jenis ini bersikap netral.

Pers jenis ini juga mendasari segala produk jurnalisme harus selaras dengan aturan, norma, etika, dan nilai kebijaksanaan di dalam masyarakat itu sendiri.

Pers Populer

Penerbit pers populer memilih penyajian yang sesuai dengan selera zaman, cepat berubah-ubah, sederhana, tegas-lugas, enak dikandang, dan sifatnya yang kompromistis terhadap tuntutan pasar.

Pers jenis ini menyukai idiom, atau judul yang diambil dari, dan sedang populer digunakan oleh masyarakat banyak. Pers populer sangat menekankan nilai serta kepentingan komersial.

Penerbit pers populer memilih cara penyajian dan pendekatan yang kurang etis, emosional (bombastis), dan kadang-kadang sadistis. Dalam pandangan pers populer, segala sesuatu bisa dilakukan atau bisa diubah demi pemenuhan kebutuhan dan ulasan pers populer umumnya bertema ringan.

Pers populer lebih banyak dimaksudkan untuk memberikan informasi dan rekreasi (hiburan). Sasaran pembaca pers populer adalah kalangan menengah-ke bawah. Baik dilihat dari sisi status sosial, maupun dari sisi kacamata strata intelektual.

Pers Kuning

Disebut sebagai pers kuning, karena penyajian pers ini banyak mengeksploitasi warna. Segala macam warna ditampilkan untuk mengundang perhatian pembacanya.

Penataan judul sering tak beraturan, dan tumpang tindih. Pilihan kata-kata tak diperlukan, karena pers kuning tak menganut pola penulisan judul, dan pemakaian kata yang benar dan baik.

Apapun bisa dicoba, dan dipakai asalkan kata tersebut sedang viral digunakan oleh masyarakat. Jadi kaidah jurnalistik tidak diperlukan.

Pers kuning menggunakan pendekatan jurnalistik SCC, yang merupakan singkatan dari sex, conflict, crime (seks, konflik, dan kejahatan).

Berita bertema seks, konflik, dan kejahatan sering mendominasi pada pers kuning. Dalam pandangan seorang budayawan, pers kuning tidak bisa dipercaya karena opini dan fakta seiring disatukan, dibaurkan, dikaburkan, bahkan diputar balikan.

Oleh karenanya, pers kuning sering ditunjukkan kepada masyarakat untuk pembaca kelas bawah. Jadi pasarnya tidak seluas tipologi dalam pers lainya. (Baca juga: Macam-Macam Pers Beserta Wilayah Sirkulasinya )

Dengan demikian, jika seseorang wartawan menyusun sebuah berita, memuat gambar, foto, maupun memberi komentar. Maka mudah sekali dibedakan, apakah wartawan tersebut termasuk kelompok pers kuning, pers populer, atau pers berkualitas.

Pos terkait