Siklus Hidrologi atau Siklus Air

Gambar: Siklus air/ hidrologi (Sumber: Suripin, , Pelestarian Sumberdaya Tanah, 2002, halaman 134)

Siklus hidrologi atau siklus air – Kehidupan di bumi ini tidak bisa dipisahkan dari adanya peran air. Air sangatlah berperan penting bagi kelangsungan semua makhluk hidup yang tinggal di bumi.

Manusia menggunakan air diberbagai keperluannya misalnya untuk minum, mencuci baju, pertanian, perikanan atau untuk bahan beraneka ragam industri.

Sebanyak 97% air di Bumi ini berupa air laut yang berasa asin sedangkan sisanya berupa air tawar dimana 3% berwujud gletser dan salju serta 1% sisanya berupa air tawar yang benar-benar dapat dimanfaatkan. Nah, 1% air yang bisa dimanfaatkan ini berada di dalam tanah, sungai atau danau.

Baca juga: Morfologi laut

Lalu apa yang dinamakan sebagai siklus hidrologi ?

Keberadaan air di bumi tidaklah tetap karena air selalu beredar. Terkadang suatu daerah akan memiliki banyak air, tapi dilain sisi ada daerah lain yang kekeringan. Nah, peredaran inilah yang dinamakan sebagai siklus hidrologi atau siklus air.

Memang betul bahwa peredaran air ini tidaklah bisa membunuh manusia secara langsung namun keadaan ini dapat membuat kita merasa tidaklah nyaman. Terlalu banyak air dapat menyebabkan banjir yang bisa mengancam harta benda dan jiwa namun sebaliknya keadaan kekurangan air dapat mengeringkan area persawahan sehingga produktivitas pangan dapat menurun.

Apa sajakah macam-macam siklus hidrologi atau siklus air itu?

Selama dalam proses siklus hidrologi, sebagian air ada yang tertahan di berbagai tubuh perairan namun ada pula yang langsung kembali masuk pada siklus hidrologi. Berdasarkan lama peredaran air ini, siklus hidrologi dapat kita bedakan menjadi tiga yaitu siklus pendek, siklus sedang serta siklus panjang.

Baca juga: Pengerian dan jenis-jenis sungai

a. Siklus pendek

Siklus pendek merupakan proses peredaran air dengan jangka waktu yang relatif cepat atau pendek yang biasanya terjadi di laut. Proses terjadinya siklus pendek ini dimulai ketika air laut mengalami evaporasi atau penguapan karena mendapatkan energi panas dari cahaya matahari.

Hal ini menyebabkan uap air dari evaporasi naik ke atas hingga pada ketinggian tertentu dan kemudian akan mengalami kondensasi sehingga terbentuklah awan.

Nah, awan ini semakin lama akan semakin membesar hingga suatu keadaan batas (uap menjadi air), maka turunlah sebagai hujan di atas laut yang kemudian kembali menjadi air laut yang akan mengalami evaporasi lagi, begitu seterusnya.

b. Siklus sedang

Air laut mengalami penguapan menuju atmosfer dalam bentuk uap air karena mendapatkan energi panas dari cahaya matahari. Angin yang bertiup akan membawa uap air laut menuju ke arah daratan hingga pada ketinggian tertentu.

Uap air dapat berasal dari penguapan air laut, sungai dan danau kemudian berkumpul makin banyak di atmosfer. Nah, suatu saat uap air ini akan mengalami kondensasi sehingga turunlah hujan yang jatuh di daratan.

Air hujan yang jatuh di daratan ini selanjutnya akan mengalir ke selokan, sungai, danau hingga akhirnya akan menuju ke laut lagi, begitu seterusnya.

c. Siklus panjang

Siklus panjang bermula dari energi panas dari sinar matahari yang dapat menyebabkan penguapan air laut kemudian angin akan membawa uap air laut ini ke arah daratan dan bercampur bersama dengan uap air yang berasal dari danau, transpirasi tumbuhan, sungai atau perairan lainnya.

Nah, uap air ini kemudian akan berubah menjadi awan dan turun sebagai hujan, salju atau es yang jatuh di daratan. Sebagian air hujan yang jatuh akan meresap ke dalam tanah menjadi air tanah namun sebagian yang lain akan dialirkan menuju laut melalui selokan, sungai atau diserap oleh tumbuh-tumbuhan. Siklus panjang ini akan mengalami waktu yang lama serta prosesnya paling lengkap.

Baca juga: Pengertian dan jenis-jenis rawa

Lalu apa sajakah unsur-unsur siklus hidrologi atau siklus air itu?

Secara alami keadaan air di bumi senantiasa bergerak hingga membentuk daur atau yang dinamakan siklus hidrologi atau siklus air. Nah, selama dalam peredarannya ini, air tidak selamanya terhenti pada suatu tempat melainkan hanya berhenti sementara saja sebelum kemudian akan melanjutkan peredarannya kembali.

Ia akan tertahan sementara dalam berbagai macam bentuk dan tempat sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Supaya kita lebih jelas, bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar: Siklus air/ hidrologi (Sumber: Suripin, , Pelestarian Sumberdaya Tanah, 2002, halaman 134)
Gambar: Siklus air/ hidrologi (Sumber: Suripin, , Pelestarian Sumberdaya Tanah, 2002, halaman 134)

Dari gambar di atas dapat dilihat dengan mudah bahwa siklus hidrologi atau siklus air memiliki beberapa komponen atau unsur utama. Unsur-unsur utama yang terjadi dalam proses siklus hidrologi atau siklus air antara lain evaporasi, kondensasi, presipitasi, infiltrasi dan Surface run off. Komponen-komponen ini memiliki peran masing-masing sehingga proses terjadinya siklus hidrologi atau siklus air dapat berjalan dengan seimbang.

Apabila salah satu unsur utama tersebut mengalami kerusakan atau gangguan, maka proses yang berlangsung dalam siklus hidrologi juga dapat mengalami ketidakseimbangan sehingga berdampak buruk bagi kehidupan di bumi.

1. Evaporasi

Proses evaporasi atau penguapan terjadi saat energi matahari jatuh ke perairan laut, perairan darat dan daun-daun tanaman sebagai bagian dari proses transpirasi. Ada sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke atmosfer setiap tahunnya dimana hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan dan sisanya yakni 15.000 menguapnya dari perairan di darat dan transpirasi dedaunan pada tanaman (Eni Anjayani. Thn 2009).

2. Kondensasi

Uap air yang terbang ke atmosfer akan mengalami pendinginan. Nah, ketika pada ketinggian tertentu, maka terjadi perubahan wujud melalui proses kondensasi menjadi embun, titik-titik air, salju dan es. Nah, embun, titik air, salju dan es ini merupakan bahan pembentuk kabut dan awan (Eni Anjayani. Thn 2009).

3. Presipitasi

Embun, titik-titik air dll ini bila bergabung, maka massanya akan semakin bertambah sehingga akan turun ke bumi akibat dari pengaruh gravitasi bumi. Nah, selebihnya perubahan menjadi hujan, salju dan hujan batu atau hail ini akan ditentukan oleh keadaaan suhu lingkungan (Eni Anjayani. Thn 2009).

Baca juga: Zona laut berdasarkan kedalamannya

4. Infiltrasi (Perkolasi)

Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi terutama untuk wilayah daratan kemudian akan meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah atau pori-pori tanah dan batuan sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah (Eni Anjayani. Thn 2009).

5. Aliran permukaan dan aliran bawah tanah

Air dapat bergerak akibat adanya aksi kapiler atau dengan kata lain dapat bergerak secara vertikal atau horizontal (seperti pada kasus meresapnya minyak tanah pada sumbu kompor atau obor) di bawah permukaan tanah sehingga air tersebut akan memasuki kembali ke sistem air permukaan.

Nah, air permukaan ini kemudian sebagian akan tergenang dalam danau, waduk, rawa. Selain itu, sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai (mata air yang mengalir) dan kesemuanya ini nantinya akan berakhir ke laut (Eni Anjayani. Thn 2009).

Pemahaman tentang siklus hidrologi atau siklus air ini penting sebagai awalan untuk memahami Bab 8 yakni tentang hidrosfer.

Daftar Pustaka

Anjayani,Eni.2009.Geografi: Untuk Kelas X SMA/MA.Jakarta:PT. Cempaka Putih.

Rahayu, Saptanti. 2009. Nuansa Geografi 1: untuk SMA / MA Kelas X. Surakarta:PT. Widya Duta Grafika.

Waluya, Bagja. 2009. Memahami Geografi 1 SMA/MA : Untuk Kelas X, Semester 1 dan 2. Bandung: CV. Armico.

Pos terkait