Cara Membuat Catatan Kaki atau Footnote – Karya tulis ilmiah membutuhkan dokumentasi untuk memudahkan penulis menyatakan serta mengakui jasa para penulis lainnya.
Selain itu, dokumentasi ini bertujuan agar para pembaca menguji atau memeriksa sumber informasi. Dokumentasi ini biasanya berbentuk catatan kaki.
Contoh Catatan Kaki atau Footnote
Berikut ini contoh catatan kaki. Lihatlah penempatannya dalam halaman.
Cara Membuat Catatan Kaki atau Footnote
Jika bahan tulisan diambil dari sebuah buku, ikutilah bentuk berikut.
1. Buku
a. Data pengarang
Nama pertama, nama tengah, nama akhir, koma.
b. Data buku
Judul buku digarisbawahi (dicetak miring), tanda kurung buka, tempat penerbitan, titik dua, penerbit, koma, tahun penerbitan, tanda kurung tutup, koma.
c. Data halaman
Ringkasan p. atau pp., angka, titik. Contoh:
Haruslah diperhatikan benar-benar bahwa tidak ada tanda baca mendahului tanda kurung buka, tetapi terdapat koma setelah tanda kurung tutup. Seperti juga halnya dengan kalimat, catatan kaki mulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik. Bagi artikel, bentuk sama saja, tetapi terdapat perbedaan penting.
Baca juga: Contoh MoU atau Nota Kesepahaman
2. Artikel
a. Data pengarang
Nama pertama, nama tengah, nama akhir, koma.
b. Data artikel/publikasi
Tanda kutip buka, judul artikel, koma, tanda kutip tutup, judul penerbitan digarisbawahi, koma, hari, bulan (disingkat kalau lebih dari lima huruf), koma, tahun, koma.
c. Data halaman
Singkatan p. atau pp., angka, titik. Contoh:
Perlu dicatat bahwa dalam catatan kaki tersebut dipakai bentuk penanggalan militer; urutannya adalah hari—bulan—tahun, bukan urutan bulan—hari—tahun seperti yang biasa dipergunakan masyarakat umum. Juga, pada data tersebut tidak dicantumkan nomor jilid karena majalah-majalah populer diterbitkan berdasarkan tahun kalender dan dijilid di perpustakaan berdasarkan hal itu.
Berikut ini beberapa contoh bagi sumber-sumber lainnya yang mungkin kita temui.
a. Artikel dalam Koran
b. Artikel dalam Jurnal
(Catatan: Judul buku dalam judul artikel ini digarisbawahi; nomor jilid jurnal ditempatkan sebelum tanggal; kalau nomor jilid disertakan, tidak digunakan singkatan; tanggal ditempatkan dalam tanda kurung).
c. Artikel dalam Koleksi
(Catatan: eds = editors; karena Englewood Cliffs tidak begitu terkenal, diikuti oleh singkatan negara bagian).
d. Artikel dalam Majalah Mingguan
Catatan: Pengarang tidak disebut).
e. Artikel dalam Majalah Bulanan
(Catatan: Pengarang dua orang).
f. Buku Lebih dari Satu Edisi
g. Buku Terjemahan
h. Buku, Pengarang Dua Orang
i. Laporan Komisi
j. Esai dalam Karya-Karya Kumpulan
(Catatan: Keduabelas jilid tersebut diterbitkan selama tahun tersebut, antara 1883–1893.
Esai yang dimaksud dalam catatan kaki nomor 15 ini termuat dalam jilid empat (yang ditulis dengan angka Romawi); penunjukan pada halaman 171 (yang ditulis dengan angka Arab) jilid tersebut. (Adelstein and Pival, 1976 : 553–55).
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Membuat Catatan Kaki
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan mengenai bentuk catatan kaki ini adalah sebagai berikut.
1. Nomor
Nomor mengikuti bahan yang dikutip, yang diacu atau yang dikomentari. Nomor itu ditempatkan agak ke atas baris, di belakang semua tanda baca, kecuali garis pisah. Catatan kaki haruslah diberi nomor secara berurutan dalam seluruh karya tersebut.
2. Penempatan
Catatan kaki ditulis di bawah garis pada bagian bawah halaman. Setiap catatan kaki diperlakukan sebagai suatu paragraf terpisah, dimasukkan 5 spasi diawali dengan nomor yang bersangkutan (sedikit berada di atas garis), diikuti oleh catatan yang berspasi tunggal, dan diakhiri dengan titik. Jika catatan kaki ditempatkan pada akhir karya tulis, haruslah ditempatkan pada halaman khusus (halaman terpisah). Jarak antara catatan kaki dan catatan kaki lainnya biasanya dua spasi (atau spasi ganda).
3. Kapitalisasi dalam Judul
Seperti yang telah kita ketahui, huruf pertama pada kata-kata judul hendaklah ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata-kata tugas (kata depan dan kata sambung).
4. Judul, Tanda Kutip, dan Huruf Miring
Semua judul mengikuti peraturan yang sama seperti pada bibliografi: judul buku, judul majalah, harian, atau ensiklopedi digarisbawahi atau dicetak dengan huruf miring; judul artikel ditempatkan dalam tanda kutip.
Baca juga: Cara membuat daftar pustaka
5. Referensi Kedua atau Belakangan
Kalau kita telah menyajikan semua informasi yang dibutuhkan dalam catatan kaki yang pertama bagi suatu sumber, demi kepraktisan tidak perlu lagi kita ulangi seperti catatan kaki yang pertama itu. Cukup kalau kita menulis nama akhir pengarang dan nomor halaman saja, contoh: (Tarigan, p. 17).
Kalau kebetulan ada dua pengarang yang mempunyai nama akhir yang sama, kita harus menulis nama mereka secara utuh (Henry Guntur Tarigan, p. 17); dan kalau ternyata pengarang tersebut telah menulis dua atau lebih karya, maka sebaiknya kita mencantumkan nama akhir dan singkatan judul karyanya, contoh: (Tarigan, Membaca, p. 27).
Sebagai bentuk pilihan, pada penyebutan kedua dan seterusnya atas sumber yang sama, judul buku dan sebagainya tidak perlu disebut lagi, dan digantikan dengan singkatan: ibid, op.cit, loc.cit.
Berikut ini contoh pemakaian ibid dan loc.cit yang ada di bagian bawah halaman suatu buku.
Berikut contoh penunjukan “ibid” dalam suatu tulisan.
Baca juga: Contoh memo
Daftar Pustaka
Adi Abdul Somad, dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI SMA/MA Program IPA dan IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.