Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Besaran pokok dan besaran turunan

Besaran Pokok dan Besaran Turunan – Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali mendeskripsikan sesuatu menggunakan suatu pernyataan angka. Tapi tidak semuanya angka-angka yang kita gunakan merupakan besaran bahkan tidak ada hubungannya sama sekali. Misalnya:

1. Rumahku berada di nomor 14.
2. Jumlah pengunjung candi prambanan sebanyak 3000 orang setiap harinya.

Meski dua contoh di atas menggunakan angka namun bukanlah angka yang mendekripsikan suatu nilai besaran. Lalu, apa saja yang termasuk besaran itu?.

Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Nah, secara umum besaran di dalam fisika dapat kita bedakan menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Setiap besaran memiliki satuan yang berbeda sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh kesepakatan internasional.

A. Besaran Pokok atau Base Quantities

Besaran pokok adalah besaran yang tidak tergantung dengan besaran lainnya dan satuannya telah ditetapkan lebih dahulu. Hingga saat ini, besaran pokok yang disepakati terdiri dari 7 macam. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini. Selain itu, terdapat dua besaran tambahan yang tidak memiliki dimensi yakni sudut datar dan sudut ruang (tiga dimensi). Untuk lebih lengkapnya, bisa dilihat di bawah ini.

Nomor Besaran Satuan Lambang Satuan
1 Panjang meter m
2 Massa kilogram kg
3 Waktu sekon s
4 Arus Listrik ampere A
5 Suhu kelvin K
6 Intensitas Cahaya kandela cd
7 Jumlah Zat mole mol

B. Besaran Turunan atau Derived Quantities

Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari beberapa besaran pokok. Adapun satuan besaran jenis ini dapat diperoleh dari turunan satuan dari besaran pokoknya. Beberapa contoh besaran satuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Nomor Besaran Turunan Satuan Lambang Satuan
1 Gaya newton N
2 Energi joule J
3 Daya watt W
4 Tekanan pascal Pa
5 Frekuensi hertz Hz
6 Muatan Listrik coulomb C
7 Beda potensial volt V
8 Hambatan Listrik ohm Ω
9 Kapasitas Kapasitor farad F
10 Fluks Magnetik weber Wb
11 Induksi Magnetik tesla T
12 Induktansi henry H
13 Fluks Cahaya lumen ln
14 Kuat Penerangan lux lx

C. Satuan

Setiap besaran memiliki satuan. Nah, ada dua satuan yang sering digunakan yaitu yakni sistem metrik dan sistem Inggris. Sistem metrik inilah yang kemudian ditetapkan oleh dunia internasional sebagai satuan internasional.

Sistem metrik kali pertama digunakan di negara Prancis yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem MKS (meter – kilogram – sekon) dan CGS (centimeter – gram – sekon). Dalam sistem metrik yang digunakan sebagai satuan internasional adalah sistem MKS.

Bagaimana penetapan standar satuan pada besaran?

Penetapan standar satuan pada besaran sangatlah penting dan tidak boleh berubah-ubah (tetap). Kalau sampai berubah-ubah, maka akan mengacaukan perhitungan baik di lingkup penelitian atau kegiatan perekonomian.

Misalnya begini, ada sebuah tali yang panjangnya 1 meter diukur di Indonesia, maka panjang tali tersebut harus sama dengan 1 meter meskipun diukur di daerah lain seperti Amerika. Atau takaran gula 1 kg di Jepang juga harus sama 1 kg jika kemudian ditakar kembali di Eropa.

Coba bayangkan jika 1 meter di Indonesia ternyata tidak sama panjangnya dengan 1 meter di Amerika atau 1 kg gula di Jepang ternyata tidak sama massanya dengan 1 kg di Eropa. Apa yang terjadi? pasti akan banyak kekacauan dalam semua perhitungan diberbagai sektor kegiatan manusia.

Nah, guna mencegah terjadinya kekacauan ini, maka dibuatlah sebuah standar satuan besaran yang menjadi pedoman di seluruh dunia.

a. Penetapan Satuan Panjang

Penetapan standar satuan panjang ditentukan dengan mendefinisikan satu meter sebagai jarak antara dua goresan yang terdapat pada kedua ujung batang platina-iridium pada suhu 0°C yang disimpan di Sevres dekat Paris.

Meski begitu, ternyata standar satuan panjang ini mengalami perubahan panjang akibatnya dicarilah standar satuan panjang yang baru dimana pada tahun 1960, satu meter standar kemudian didefinisikan sebagai jarak yang sama dengan 1.650.763,73 kali riak panjang gelombang cahaya merah-jingga yang dihasilkan oleh gas kripton.

b. Penetapan Satuan Massa

Standar massa diambil dari massa sebuah silinder platina-iridium yang aslinya disimpan di Sevres dekat Paris. Di Kota Sevres ini terdapat kantor internasional yang mengurusi tentang berat dan ukuran. Kemudian seiring bertambhanya waktu, massa kilogram standar disamakan dengan massa 1 liter air murni pada suhu 4°C.

c. Penetapan Satuan Waktu

Pada tahun 1967 telah menetapkan bahwa satu sekon adalah waktu yang diperlukan atom Cesium untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.

d. Penetapan Satuan Arus Listrik

Penetapan satuan arus listrik yaitu dengan menetapkan bahwa satu ampere didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik satu coulomb (1 coulomb = 6,25 × 1018 elektron) yang melewati suatu penampang dalam waktu 1 sekon.

e. Penetapan Satuan Suhu

Pada 1954 yaitu dalam sebuah kongres Perhimpunan Internasional Fisika telah mememutuskan bahwa penetapan satuan suhu yaitu Kelvin yang diambil dari suhu titik lebur es pada 76 cmHg menjadi T = 273,15 K dan titik didih air pada 76 cmHg menjadi T = 373,15 K.

Sebelumnya (sebelum tahun 1954) titik acuan suhu diambil sebagai titik lebur es pada harga 0°C dan titik didih air berharga 100°C pada tekanan 76 cmHg.

f. Penetapan Satuan Intensitas Cahaya

Penetapan satuan intensitas cahaya dilakukan pada tahun 1948 yakni berupa cahaya yang dipancarkan oleh benda hitam pada suhu titik lebur platina (1.773°C) yang dinyatakan dengan satuan kandela.

g. Penetapan Satuan Jumlah Zat

Jumlah zat dalam satuan internasional memiliki satuan mol dimana satu mol zat terdiri atas 6,025 × 1023 buah partikel (bilangan 6,025 × 1023 disebut dengan bilangan Avogadro).

Setelah mempelajari besaran pokok dan besaran turunan ini, selanjutnya kita akan membahas tentang dimensi besaran pokok dan dimensi besaran turunan.

Daftar Pustaka:

Saripudin, Aip dkk.2009.Praktis Belajar Fisika 1. Jakarta: CV Visindo Media Persada.

Pos terkait