Sistem Ekskresi Pada Manusia

Struktur Ginjal
Gambar. Struktur Ginjal (Sumber: karanindah.blogspot.com)

Sistem Ekskresi Pada Manusia

A. Pengertian Eksresi

Tubuh manusia akan melakukan proses metabolisme guna menghasilkan energi dan zat-zat yang diperlukan bagi tubuh namun pada proses ini, tubuh juga akan menghasilkan zat sisa hasil metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh. Zat sisa ini antara lain CO2, urine, keringat dan zat warna empedu. Nah, rangkaian proses pengeluaran zat sisa tersebut dinamakan sebagai ekskresi.

Selain ekskresi, ada juga sekresi dan defekasi. Sekresi dilakukan oleh sel dan kalenjar yang zat sisanya berupa getah namun masih bermanfaat bagi tubuh misalnya untuk hormon dan enzim. Sedangkan defekasi merupakan pengeluaran zat sisa berupa tinja yang dikeluarkan melalui anus.

B. Organ-Organ Penyusun Sistem Ekskresi

Pada tubuh kita, proses ekskresi dilakukan oleh organ-organ khusus. Apa sajakah organ khusus itu?, mari kita bahas satu persatu.

1. Kulit

Kulit merupakan organ pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh yang berupa lapisan tipis dengan ketebalan hanya beberapa milimeter. Secara umum, kulit terdiri dari beberapa lapisan yaitu:

a. Kulit Ari (Epidermis/kutikula)

Epidermis merupakan lapisan kulit terluar yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm dimana terdiri atas beberapa lapisan antara lain sebagai berikut.

a) Stratum korneum merupakan lapisan paling luar yang merupakan kulit mati. Stratum korneum terdiri dari 50 lapisan sel-sel mati yang akan mengelupas secara perlahan. Pengelupasan ini kemudian akan diganti dengan sel yang baru.

b) Stratum lusidum merupakan lapisan yang berfungsi sebagai pengecatan kulit dan rambut. Sel pada kulit ini menghasilkan melanin dimana jika semakin banyak melanin yang dihasilkan, maka warna kulit akan semakin gelap.

c) Stratum granulosum menghasilkan pigmen warna kulit yang disebut melamin.

d) Stratum germinativum sering disebut sebagai sel hidup karena paling aktif dalam membelah. Sel-sel baru akan membelah keluar dan mendorong sel-sel di atasnya. Dilain sisi, sel teratas akan mengelupas dan digantikan sengan sel yang baru.

b. Kulit Jangat (Dermis)

Lapisan kulit dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada lapisan epidermis. Lapisan ini memiliki ketebalan sekitar 2,5 mm. Dermis tersusun atau terbentuk dari serabut khusus yang membuatnya menjadi lentur. Serabut tersebut terdiri atas kolagen yakni jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen dalam tubuh manusia akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia manusia. Itulah sebabnya semakin tua, maka kulit seseorang akan semakin kasar dan keriput. Lapisan dermis terdiri dari akar rambut, pembuluh darah, kalenjar minyak, kalenjar keringat dan serabut saraf.

Struktur kulit manusia
Gambar. Struktur kulit manusia (Sumber: beautyria.files.wordpress.com)

Fungsi kulit
Kulit memiliki beberapa fungsi, antara lain:

a) Sebagai tempat keluarnya keringat.
b) Melindungi tubuh dari panas, kuman dan gesekan dari luar.
c) Mengatur suhu tubuh.
d) Mengatur pengeluaran air.

2. Paru-Paru

Pembahasan detail tentang paru-paru akan kita bahas pada bab tersendiri. Paru-paru terdapat di dalam rongga dada yang terdiri dari tulang rusuk yang fungsinya melindungi paru-paru. Di dalam paru-paru terdapat alveolus atau gelembung-gelembung udara, nah di sinilah terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2.

Berat paru-paru kanan lebih besar daripada paru-paru kiri. Berat paru-paru kanan sekitar 620 gram sedangkan paru-paru kiri 560 gram. Adapun struktur paru-paru ada yang seperti busa dimana banyak terdapat pada rongga-rongga atau kantung kecil, yang disebut alveolus. Alveolus dapat mencapai jumlah sekitar 600 juta pada masing-masing paru-paru.

3. Ginjal

Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada tubuh kita yang memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Menyaring atau membersihkan darah
b. Mengatur volume darah
c. Mendaur ulang air, mineral, glukosa dan gizi
d. Mengatur keseimbangan kandungan kimia darah
e. Mengatur darah agar tidak terlalu asam
f. Penghasil hormon eritroprotein

Struktur Ginjal
Gambar. Struktur Ginjal (Sumber: karanindah.blogspot.com)

Proses pembentukan urin yang dilakukan oleh ginjal melalui beberapa tahap sebagai berikut.

a. Filtrasi

Pada tahap filtrasi terjadi penyaringan zat beracun yang terjadi di badan malpighi. Pada badan malpighi, kapsul Bowman akan menyaring zat-zat dari darah yang ada di glomerulus. Pada keadaan ini, darah masih banyak mengandung air, garam, gula, urea, dan lain-lain. Namun setelah mengalami penyaringan, kemudian terbentuklah filtrat glomerulus. Nah, Filtrat ini disebut sebagai urin primer.

Di dalam urin primer masih terkandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat tersebut antara lain glukosa, garam-garam urea, asam amino dan asam urat. Protein tidak ditemukan di sini. Sebanyak 99% filtrat glomerulus ini nantinya masih akan diserap kembali.

b. Reabsorbsi

Urin primer dari glomerulus selanjutnya akan dialirkan menuju tubulus proksimal. Kemudian urin primer ini mengalami penyerapan kembali zat-zat yang masih digunakan oleh tubuh yakni antara lain glukosa, asam amino dan air. Adapun zat-zat yang diserap kembali kemudian akan dikembalikan ke dalam darah melewati kapiler darah di sekitar tubulus. Selain itu juga terjadi penyerapan natrium di lengkung Henle. Nah, sisanya ini akan membentuk urin sekunder. Di dalam urin sekunder tidak terdapat zat yang berguna dimana terdapat kadar urea yang tinggi.

c. Augmentasi

Pada proses augmentasi terjadi penyerapan air dan penambahan zat-zat seperti ion H+, K+, kreatinin dan urea dalam urin sehingga urin hanya berisi zat-zat yang benar-benar sudah tidak berguna lagi.

Di dalam urin terkandung beberapa zat yaitu ureum, kreatin, asam urat dan natrium klorida.

4. Hati

Hati manusia bisa berukuran sebesar kepalan tangan dengan berat sekitar ± 2 kg. Hati merupakan kelenjar tubuh yang juga berfungsi sebagai alat ekskresi yaitu untuk mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan ke dalam empedu dan urin. Selain itu hati juga berfungsi untu menawar racun, tempat pembentukan sel darah merah, tempat pembentukan protein, mengubah glukosa menjadi glikogen, menghasilkan zat pelarut lemak dan menyimpan vitamin.

Sri, Lestari Endang.2009. Biologi 2: Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk SMA/MA. Surakarta: CV. Putra Nugraha.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *