Pengertian Struktur Sosial

Definisi atau Pengertian Struktur Sosial
Definisi atau Pengertian Struktur Sosial

Pengertian Struktur Sosial – Entah Anda menyadarinya atau tidak bahwa dalam kehidupan masyarakat, ada tingkatan atau strata sosial. Strata atau struktur sosial ini membuat ada semacam pengelompokkan dalam kehidupan masyarakat.

Nah, di halaman ini kita akan membahas tentang struktur sosial. Pembahasannya dimulai dengan pengertian struktur sosial menurut para ahlinya.

1. Pengertian Struktur Sosial

Istilah struktur berasal dari kata structum (bahasa Latin) yang berarti menyusun. Dengan demikian, struktur sosial memiliki arti susunan masyarakat. Adapun penggunaan konsep struktur sosial tampaknya beragam.

Baca juga: Perbedaan stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial

Walaupun demikian, kita dapat memberikan batasan-batasan melalui beberapa definisi struktur sosial menurut para ahli, yaitu sebagai berikut.

a. Menurut Radclife-Brown, struktur sosial adalah suatu rangkaian kompleks dari relasi-relasi sosial yang berwujud dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, struktur sosial meliputi relasi sosial di antara para individu dan perbedaan individu dan kelas sosial menurut peranan sosial mereka.

b. Menurut Evans-Pritchard, struktur sosial ialah relasi-relasi yang tetap dan menyatukan kelompok-kelompok sosial pada satuan yang lebih luas.

c. Menurut Beattie, struktur sosial adalah bagian-bagian atau unsur-unsur dalam masyarakat itu yang tersusun secara teratur guna membentuk suatu kesatuan yang sistematik.

d. Menurut Raymond Firth, konsep struktur sosial merupakan analytical tool atau alat analisis yang diwujudkan untuk membantu pemahaman tentang tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial.

e. Menurut Soerjono Soekanto, struktur sosial merupakan suatu organisasi masyarakat yang sangat erat kaitannya dengan pilihan dan keputusan di dalam ruang lingkup hubungan sosial. Struktur sosial ini sangatlah mendasar sehingga memberikan suatu bentuk pola kehidupan masyarakat.

Hal inilah yang nantinya akan memberikan batasan-batasan dalam bertindak yang sifatnya sosial. Dengan kata lain, stuktur sosial ini merupakan jaringan dari unsur sosial yang pokok seperti kebudayaan, kelompok sosial, stratifikasi sosial, lembaga sosial serta kekuasaan dan wewenang.

f. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, struktur sosial merupakan seluruh jalinan pokok unsur sosial yakni norma sosial, lembaga sosial, kelompok sosial dan lapisan sosial.

g. Menurut Abdul Syani, struktur sosial adalah suatu tatanan dalam kehidupan masyarakat yang merupakan jalinan dari unsur-unsur sosial yang pokok.

Dari beberapa definisi tersebut, pada dasarnya yang terpenting dalam struktur sosial ialah relasi-relasi sosial yang penting dalam menentukan tingkah laku manusia. Dengan kata lain, jika relasi sosial itu tidak dilakukan dalam suatu masyarakat, masyarakat tersebut tidak berwujud lagi.

Pada pelajaran sebelumnya, Anda sudah mengetahui bahwa wujud dari suatu masyarakat adalah adanya interaksi antarindividu yang menghasilkan nilai dan norma, adanya status dan peran, adanya kehidupan berkelompok, organisasi sosial, dan institusi sosial. Artinya, pada masyarakat yang tidak berwujud, sudah tidak ada lagi interaksi di antara individu.

Fungsi nilai dan norma tidak berlaku lagi dalam kehidupan bermasyarakat status dan peran tidak diakui lagi dan masyarakat cenderung untuk hidup masing-masing.

Contoh pada kehidupan antarmanusia yang saling bertikai dengan bertindak sewenang-wenang terhadap orang lain, sehingga sering terjadi kekacauan, serta nilai dan norma tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kehidupan seperti ini dapat mengarah pada masyarakat disintegrasi.

Secara definitif, struktur sosial diartikan sebagai suatu skema penempatan nilai-nilai sosial budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai agar organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan dapat berfungsi dan kepentingan setiap bagian dapat berjalan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Dari skema inilah, dapat diketahui bahwa masyarakat sebagai organisme sosial tertinggi mempunyai fungsi yang paling umum. Fungsi umum itu hanya dapat dilaksanakan dengan baik jika komponen-komponen dan suborgan yang ada di dalamnya bekerja dengan baik pula.

Nilai-nilai sosial budaya dalam struktur sosial terdiri atas ajaran agama, ideologi, dan kaidah-kaidah moral serta peraturan sopan santun yang dimiliki suatu masyarakat. Setiap satuan nilai memiliki tempat dan peranan tersendiri.

Demikian juga kelompok-kelompok atau komponen-komponen sosial yang beragam, juga mengemban tugas yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Setiap komponen dari struktur sosial tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi secara bersama-sama saling mengisi dan melengkapi. Semua kegiatan itu pada akhirnya disatupadukan oleh organisasi besar yang disebut masyarakat.

Organ-organ masyarakat adalah semua komponen yang membentuk masyarakat. Komponen-komponen tersebut berupa kelompok-kelompok sosial, lembaga-lembaga atau institusi-institusi sosial.

Baa juga: Faktor penyebab adanya stratifikasi sosial

Organ-organ tersebut berfungsi sebagai wadah bagi anggota masyarakat yang mengusahakan nilai-nilai tertentu menjadi wujud nyata dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tempat yang diberikan masyarakat kepada setiap anggotanya ditentukan oleh tinggi rendahnya wujud nilai sosial yang diusahakan.

Sesuai dengan sifat manusia yang dinamis, penempatan posisi yang aktual dalam struktur tersebut tidak diberlakukan secara mutlak dan untuk selamanya karena struktur hanya mencerminkan pandangan hidup masyarakat pada waktu tertentu.

Skema dari suatu struktur sosial selalu berubah sejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan, dan pandangan masyarakat tentang nilai-nilai yang ada. Jika struktur tersebut tidak sesuai lagi dengan keadaan masyarakat, struktur sosial yang lama harus disesuaikan dengan struktur sosial yang baru.

Uraian di atas sejalan dengan pernyataan A. Giddens (1976) yang menyatakan bahwa struktur sosial adalah sumber daya yang bisa memberdayakan sekaligus membatasi masyarakatnya. Menurutnya,pada masa lalu, kebanyakan pandangan tentang struktur sosial terkonsentrasi pada ciri-ciri yang restriktif dan membatasi.

Bagi Giddens, hal ini jelas merupakan sebuah kekeliruan dalam memahami bagaimana kekuatan dan struktur beroperasi dalam kehidupan sosial. Memberikan penekanan pada aspek negatif struktur sosial sama halnya dengan mengingkari potensi sosial manusia.

Hal ini sama saja dengan mengklaim bahwa manusia tidak dapat memberikan penolakan secara refleksif dan tidak bisa menentang berbagai batasan ini secara aktif.

Baca juga: Peran sosial

2. Klasifikasi Struktur Sosial

Struktur sosial dalam fenomena kehidupan manusia dapat diklasifikasikan atas lima jenis sebagai berikut.

a. Struktur kaku dan luwes, atau struktur kaku bersifat tidak mungkin diubah atau sulit untuk diubah. Struktur luwes adalah struktur yang pola susunannya memungkinkan untuk diubah.

b. Struktur formal dan informal. Struktur formal atau resmi adalah struktur yang diakui pihak berwenang berdasarkan hokum yang berlaku. Adapun struktur informal atau tidak resmi adalah struktur yang nyata atau benar-benar ada serta berfungsi bagi masyarakat, tetapi tidak diakui oleh pihak berwenang dan tidak berketetapan hukum.

c. Struktur homogen dan heterogen. Struktur homogen adalah suatu struktur sosial yang unsur-unsurnya mempunyai pengaruh yang sama terhadap dunia luar. Struktur heterogen adalah suatu struktur yang unsur-unsurnya mempunyai kedudukan yang berbeda-beda dan kesempatan setiap unsur pun berbeda pula, baik terhadap kelompok sendiri maupun terhadap kelompok lain.

d. Struktur mekanis dan statistik. Struktur mekanis adalah suatu struktur yang menuntut persamaan posisi dari anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Struktur statistic adalah struktur yang dapat berfungsi dengan baik apabila persyaratan jumlah anggotanya terpenuhi.

e. Struktur atas dan bawah. Struktur atas atau suprastruktur umumnya diduduki oleh golongan orang yang memegang kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya. Struktur bawah atau infrastruktur adalah tempat bagi golongan masyarakat bawah atau mereka yang taraf kehidupannya relatif rendah.

Mengacu pada pengertian dan jenis struktur sosial, secara umum masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam pengelompok an secara horizontal (diferensiasi sosial) dan secara vertikal (stratifikasi sosial). Peter M. Blau mengemukakan bahwa masyarakat plural dapat dibagi menjadi dua, yaitu heterogenitas dan kesenjangan sosial.

Heterogenitas atau keragaman merupakan diferensiasi sosial berdasarkan parameter nominal, yang meliputi SARA, parpol, dan ormas. Adapun kesenjangan sosial adalah diferensiasi berdasarkan parameter gradual yang dikenal dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, seperti faktor ekonomi dan status atau jabatan.

Baca juga: Pengertian dan contoh status sosial

Daftar Pustaka:

Budiyono. 2009. Sosiologi 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI. Bogor: CV. Rizqi Mandiri.
Raharjo, Budi. 2009. Sosiologi 2: untuk SMA/MA Kelas XI. Solo: CV Sindunata.
Waluya, Bagja. 2009. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *