Faktor Pendorong Perubahan Sosial

Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Faktor Pendorong Perubahan Sosial

Faktor pendorong perubahan sosial – Ada beberapa faktor pendorong perubahan sosial yang tentunya dapat mempengaruhi kehidupan sosial itu sendiri.

Dalam pemikirannya, Margono Slamet menjelaskan bahwa faktor-faktor pendorong sosial meliputi empat hal. Simak ulasannya berikut ini,

Empat Faktor Pendorong Perubahan Sosial di Masyarakat

1. Adanya rasa ketidakpuasan kepada situasi yang ada saat ini sehingga seseorang memiliki keinginan untuk mendapatkan situasi yang lain.

2. Adanya pengetahuan tentang sesuatu yang ada saat ini dengan sesuatu yang seharusnya bisa ada.

Seorang manusia cenderung mengharapkan situasi dan kondisi yang ideal namun dalam kenyataannya, tidak semua bisa tercapai. Hal ini, tentu akan mendorong manusia untuk berusaha yang lebih sehingga terciptalah sebuah perubahan.

3. Adanya tekanan dari luar dapat membuat perubahan pada jiwa seseorang sehingga dapat merubah keinginan seseorang untuk melakukan perubahan sosial.

4. Adanya kebutuhan dari dalam untuk mencapai efisiensi dan peningkatan kualitas hidup.

Selain empat hal di atas, faktor pendorong perubahan sosial juga dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

a. Kontak dengan budaya masyarakat lain

Adanya proses penyebaran kebudayaan suatu daerah ke daerah yang lain (difusi) yang kemudian diikuti dengan adanya kontak kebudayaan satu dengan yang lainnya. Kontak kebudayaan ini dapat memodifikasi kebudayaan yang telah ada atau membuat sesuatu kebudayaan yang baru. Hal ini menyebabkan keaneragaman budaya semakin melimpah.

b. Sistem pendidikan yang maju

Sistem pendidikan misalnya jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan Perkuliahan dapat membuat seseorang untuk bisa menerima sesuatu yang baru. Selain itu, seseorang juga bisa lebih selektif untuk menerima kebudayaan yang sesuai dengan dirinya sendiri. Melalui pengetahuan ini seseorang dapat terdorong untuk melakukan suatu perubahan guna meraih impian dan tujuan hidupnya.

c. Sikap untuk menghargai karya orang lain

Sikap untuk menghargai karya orang lain dapat membuat seseorang selalu memiliki semangat dan enovasi untuk menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda dari karya orang lain. Sikap seperti ini harus dikembangkan di dalam masyarakat dan harus mendapatkan apresiasi yang layak misalnya hadiah pengembangan, nobel dan sebaginya.

d. Toleransi

Sikap toleransi merupakan sikap untuk menghargai pendapat dan keyakinan orang lain. Sikap ini harus kita kembangkan di kehidupan sosial masyarakat dalam rangka menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang dinamis. Sesuatu yang baru jangan kita langsung vonis sebagai sesuatu yang salah melainkan harus saling dihormati dan dipahami bersama sehingga kebudayaan yang baru akan senantiasa dapat tercipta.

e. Sistem stratifikasi sosial terbuka

Sistem terbuka memungkinkan seseorang untuk bergerak maju sesuai kemauan dan kemampuan dirinya sendiri. Adanya kesempatan untuk menaiki sistem stratifikasi yang lebih tinggi membuat seseorang terpacu untuk melakukan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik.

f. Penduduk yang heterogen

Masyarakat yang heterogen dapat dengan mudah terpicu dengan suatu pertentangan-pertentangan sehingga seringkali suatu yang baru akan muncul ketika sebuah upaya penanganan dilakukan. Pertentangan yang terjadi dengan disertai sesuatu yang baru tentu akan membuat sebuah perubahan sosial masyarakat.

g. Orientasi ke masa depan

Memiliki orientasi ke masa depan dapat membuat suatu masyarakat terpicu untuk membuat sesuatu perubahan yang baru. Misalnya karena pentingkan kebutuhan transportasi, maka dikembangkanlah alat transportasi yang baru dan lebih modern. Alat-alat transportasi modern tersebut diharapkan dapat mempermudah manusia dalam memenuhi kehidupannya.

h. Disorganisasi Keluarga

Faktor pendorong perubahan sosial yang terakhir yakni adanya disorganisasi keluarga. Kehidupan keluarga yang penuh konflik dan percekcokan dapat menyebabkan kurangnya keharmonisan. Pada umumnya, anak merupakan korban yang paling banyak terkena dampaknya sehingga sering kali kita temui anak yang berada dalam situasi dan kondisi yang seperti ini akan melakukan pelarian di luar rumah sehingga bisa terjerumus ke pergaulan yang negatif.

Referensi

Wrahatnala, Bondet. 2009. Sosiologi 3 untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Pos terkait